Jakarta (ANTARA News) - Tim putra Palembang Bank Sumsel dan tim putri Jakarta BNI Taplus menempati posisi ketiga dalam Sampoerna Hijau Voli Proliga 2009 setelah meraih kemenangan pada pertandingan penentuan juara ketiga.
Pertandingan yang berlangsung di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, berlangsung menegangkan dengan kedua tim menyelesaikan pertandingan dalam empat set.
Bank Sumsel meraih kemenangan 3-1 (25-22, 25-21, 25-27, 25-19) atas tim Bantul Yuso Gunadarma, sedangkan BNI Taplus menang dengan skor yang sama 3-1 (25-18, 25-22, 22-25, 25-15) atas tim Gresik Petrokimia.
"Kekalahan ini terjadi karena pemain kami seringkali melakukan kecerobohan," kata pelatih Bantul Yuso Gunadarma, Putut Marhaento usai pertandingan.
Keputusan wasit yang seringkali kurang dapat diterima pada pertandingan tim putra juga membuat pertandingan semakin panas. Menurut Putut, hal itu disebabkan kurangnya jam terbang wasit Indonesia.
"Kalau bisa, untuk pertandingan besar seperti ini, wasitnya yang memiliki jam terbang yang tinggi. Kalau perkumpulan saja bisa mendatangkan pemain asing, mengapa PBVSI tidak sesekali mendatangkan wasit dari luar," katanya.
Dia juga mengatakan, dengan sistem pertandingan yang terkadang membuat tim hanya satu kali main pada satu daerah membuat biaya yang dikeluarkan menjadi sangat mahal.
Senada dengan itu, pelatih Palembang Bank Sumsel, Gugi Gustaman, mengatakan, dengan sistem pertandingan seperti itu maka penonton yang datang hanya sedikit sehingga pemain kurang mendapat motivasi untuk menang.
"Pertandingan Proliga sekarang kurang greget," kata Gugi.
Selain itu pada tim putri, Gresik Petrokimia harus bisa menerima kekalahannya dengan skor 3-1.
"Penampilan pemain Gresik Petrokimia pada pertandingan ini membuat saya kecewa," kata pelatih Gresik Petrokimia, Wang Jun.
"Pemain yang cenderung panik dan tidak stabil membuat mereka sering melakukan kesalahan," lanjutnya.
Tetapi Wang Jun mengatakan, masuknya tim Gresik Petrokimia dalam babak empat besar sudah merupakan sebuah prestasi bagi mereka. (*)
Pewarta:
Editor: Ricka Oktaviandini
Copyright © ANTARA 2009