Yogyakarta (ANTARA News) - Krisis ekonomi global yang berlangsung sejak 2008 diperkirakan akan berlanjut hingga 2010, menyusul perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009 maksimal 0,5 persen.
"Bahkan, diperkirakan dapat menuju stagflasi, yakni kombinasi yang dibarengi dengan resesi dan deflasi," kata pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ahmad Ma`ruf SE MSi di Yogyakarta, Minggu.
Oleh karena itu, menurut dia, untuk mengantisipasinya diperlukan pengaturan kembali alokasi stimulus infrastruktur sebagai salah satu penyelamat ekonomi di dalam negeri .
"Selain itu, juga perlu mengubah `time frame` stimulus fiskal dari jangka pendek menjadi jangka menengah atau panjang," katanya.
Ia mengatakan, untuk mengurangi dampak negatif krisis ekonomi global di dalam negeri juga perlu mengubah target penyerapan tenaga kerja di tahun 2009 menjadi menciptakan lapangan kerja produktif.
"Upaya yang juga perlu ditempuh adalah menjaga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tetap hidup dan berkembang serta mendorong pertumbuhan industri kreatif," katanya.
Upaya itu, menurut Ahmad Ma`ruf yang juga Deputi Direktur Institute of Public Policy and Economic Studies (Inspect), sebagai antisipasi penurunan ekspor yang masih berlanjut dan kemungkinan peningkatan impor ilegal.
"Semua itu dapat dilakukan dengan penguatan tiga agen perubahan, yakni pemerintah, perguruan tinggi, dan industri serta menjadikan pasar dalam negeri sebagai fokus pemasaran, di samping menggarap pasar ekspor," katanya.
Ia mengatakan, keringanan perpajakan dan subsidi bagi industri diharapkan dapat berdampak positif dalam menekan biaya produksi.
"Keringanan perpajakan bagi perorangan dan subsidi komoditas diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat," katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Kemudian dikalangan masyarakat lapisan bawah banyak yang mempunyai usaha kecil yang masih membutuhkan bantuan kredit usaha dengan bunga ringan, sehingga mereka dapat mempekerjakan karyawan lebih banyak. jangan fokus pada yg besar saja.