Berita singkat yang disiarkan kantor berita Xinhua mengatakan, insiden itu terjadi di Xining, ibukota provinsi Qinghai, yang bertetangga dengan Tibet dan sebagian besar berpenduduk etnik Tibet.
Berita itu tidak memberikan rincian-rincian lain, namun mengatakan bahwa insiden itu kini sedang dalam penyelidikan.
Namun demikian, laporan yang muncul di tengah-tengah penumpasan keamanan secara keras di Tibet dan daerah-daerah terdekatnya yang sebagian besar berpenduduk itu, berupaya mencegah munculnya aksi-aksi kerusuhan dalam peringatan bulan ke-50 pemberontakan melawan pemerintah China.
Insiden itu juga terjadi sehari setelah China meluncurkan hari libur nasional baru bagi warga Tibet, yang disebut `Hari Pembebasan Para Budak` untuk menandai apa yang dikatakan pemerintah sebagai emansipasi warga Tibet dari pemerintah `feudal` Dalai Lama yang kini berada di pengasingan.
Seruan-seruan kepada polisi dan kantor-kantor pemerintah di Xining, Ahad itu, tak mendapat jawaban.
Insiden Xining adalah serangan kedua yang dilaporkan terhadap satu kantor polisi di Qinghai, setidaknya selama sepekan terakhir.
Pada 21 Maret, sekelompok orang marah menyerang satu kantor polisi di Rabgya, kota pegunungan sekitar 300 kilometer dari Xining, yang dikenal di China sebagai Lajia dan lokasi bagi sejumlah besar biara, kata laporan Xinhua.
Kantor berita itu mengatakan, bahwa 93 biksu, sebagian besar dari mereka berasal dari biara Rabgya, ditahan oleh polisi setelah kejadian tersebut.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009