Padahal, dalam penanganan pasien COVID-19, APD digunakan hanya untuk satu kali pakai

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Sri Meliyana mengatakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, belum siap untuk menangani pasien terdampak virus corona (COVID-19).

Menurut politisi Gerindra itu, penolakan RSUD Lahat terhadap rujukan pasien terdampak COVID-19 adalah keputusan tepat mengingat fasilitas dan peralatan yang tersedia belum memenuhi standar.

"Benar, sewaktu saya reses, melakukan pengawasan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat yang menjadi salah satu dari 132 RS rujukan COVID-19 di Indonesia. Hasilnya, RSUD Lahat belum memenuhi standar dalam kelengkapan baik fasilitas maupun Alat Pelindung Diri (APD)," ujar Meliyana saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Meliyana menambahkan, RSUD Lahat saat ini memerlukan ruang isolasi permanen. Saat mengecek kondisi Ruang VIP nomor 103, secara tempat, menurut Meliyana memang layak.

Namun, Meliyana meminta agar kesiapan ruang tersebut sebagai ruang isolasi permanen harus menjadi prioritas. Pihak RSUD Lahat harus mendorong apa saja usulan kebutuhan RSUD Lahat ke pusat.​​​​​

Meliyana berharap dengan segala kekurangan yang ada, RSUD Lahat sesegera mungkin mengusulkan tambahan perlengkapan medis dengan standar Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO).

"Pasien Corona ditanggung oleh negara. Jadi tidak usah memikirkan biaya, klaim rumah sakit dalam penanganan kasus ini ke negara nantinya," ujar Meliyana.

Untuk penanganan COVID-19 yang saat ini sudah menjadi bencana nasional, seharusnya minta anggaran bencana bukan dana kesehatan, ucap Meliyana menambahkan.

Lebih lanjut, kata dia, dari lima orang tenaga medis yang terlatih yang disiapkan RSUD Lahat, stok Alat Perlindungan Diri (APD) yang tersedia hanya 20 buah.

"Padahal, dalam penanganan pasien COVID-19, APD digunakan hanya untuk satu kali pakai," ujar dia.

Meliyana pun meminta agar tenaga medis pelaksana yang terlatih ditambah jumlahnya.

Selain itu, penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) menerima seorang pasien COVID-19 harus dilakukan sebagaimana seharusnya.

Meliyana memaklumi kondisi yang ada saat ini, karena ia menduga bahwa penunjukan RSUD Lahat sebagai rujukan bersifat darurat.

Menurut dia, landasan ditunjuknya RSUD Lahat sebagai rumah sakit rujukan kemungkinan besar karena RSUD Lahat dulu pernah menjadi tempat penanganan pasien kasus Virus Flu Burung.

Ketidaksiapan RSUD Lahat saat itu juga dibenarkan oleh dr. Erlinda selaku Direktur Utama RSUD Lahat. Apalagi, belum lama ini Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan bersama dokter dari Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hosein (RSMH) Palembang sudah meninjau langsung RSUD Lahat.

"Jadi memang benar beberapa waktu lalu Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera-Selatan bersama dokter dari RSMH Palembang sudah mengecek ruang isolasi dan dinyatakan memang belum layak. Karena masih dibutuhkan perlengkapan dan alat. Dari itu permasalahan ini akan segera dibenahi dan termasuk alat-alat akan dikirim hari ini," ungkap dr. Erlinda.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020