Kemenangan di Padepokan Bola Voli Sentul, Jawa Barat, itu merupakan kemenangan kedua bagi Sananta setelah sebelumnya mengalahkan Surabaya Samator 3-0 di Magetan.
"Alhamdulillah akhirnya kami bisa sampai ke final ... sejak awal Proliga kami startnya tidak cukup bagus, pertandingan pertama kalah dan satu pemain cedera, kemudian pada pertandingan berikutnya Joko menyusul," ujar asisten pelatih Sananta Benny Martarius usai pertandingan.
"Tetapi karena komposisi pemain yang ada dapat dimaksimalkan dan tim punya modal kebersamaan dan tekad serta hubungan yang baik dengan suporter, semuanya memberi motivasi kepada pemain," tambahnya.
Ia menyimpulkan bahwa faktor kekuatan mental menjadi penentu dalam pertandingan antara dua tim yang berkualitas tersebut.
Benny berharap pada final, Minggu, timnya bertemu Samator yang mereka kalahkan tahun lalu saat menjadi juara dan pekan lalu dalam babak empat besar di Magetan.
Sementara pelatih Bank Sumsel Gugi Gustaman juga mengakui bahwa faktor mental sangat menentukan dalam pertandingan semifinal. Dan menurutnya, mental para pemainnya menurun akibat pengaruh penerimaan bola pertama yang buruk.
"Intinya kekalahan kami berawal dari `passing` yang jelek yang akibatnya ke mental pemain termasuk pemain asing seperti Win Tun Oo yang bingung tidak tahu harus bagaimana," kata Gugi.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009