Executive General Manager Telkom Divisi Regional V Jatim, Triana Mulyatsa kepada wartawan di Surabaya Jumat menjelaskan, prioritas utama dari program ini adalah kampung-kampung besar yang padat penduduk, tingkat penggunaan internet belum tinggi dan kampung yang memiliki sentra industri usaha kecil mikro (UKM).
"Pada tahap awal ini, implementasi program `Kampoeng Speedy` diprioritaskan untuk wilayah Surabaya dan Sidoarjo," katanya di sela-sela peluncuran Telkom "Cafe Community".
Selain kedua kota tersebut, beberapa daerah di Jatim yang menjadi bidikan Telkom untuk program ini antara lain Malang, Batu, Kediri, Jember, dan Madiun.
"Target kami kedepan adalah 10 persen dari jumlah RT (Rukun Tetangga) di masing-masing kota memiliki fasilitas `hotspot` dan 30 persen warganya menggunakan internet," katanya.
Menurut Triana, masyarakat bisa memanfaatkan akses internet melalui "hotspot" (wifi) dengan menggunakan kartu "speedy prepaid" atau prabayar.
Selain untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat, program Kampoeng Speedy ini diharapkan mampu mendongkrak taraf pendidikan dengan pemanfaatan internet.
Melalui internet, masyarakat dengan mudah bisa mempromosikan usahanya dan orang tua bisa mendampingi anak-anaknya mengakses situs-situs pendidikan atau situs lain yang bermanfaat, kata Triana.
"Internet itu tidak jahat dan tidak merugikan, asalkan kita tahu kegunaan dan manfaatnya. Kami juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan," katanya menambahkan.
Saat ini, penetrasi internet di Jatim baru sekitar 13 persen dari total penduduk. Program Kampoeng Speedy diharapkan bisa mendongkrak penetrasi hingga lima persen sampai akhir 2009 atau menjadi 18 persen.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009