Sidoarjo (ANTARA News) - Aliran lumpur Lapindo menuju Sungai Porong Sidoarjo sedikit terhambat, karena minimnya curah hujan di kawasan tersebut, yang membuat lumpur menjadi kering.
"Minimnya curah hujan, menyebabkan lumpur tidak bisa mengalir dengan lancar," kata Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Ahmad Zulkarnain saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Jatim, Jumat.
Ia mengemukakan, selain karena keringnya lumpur, hambatan lain yaitu adanya penurunan tanah yang ada di sekitar kolam utama. Endapan lumpur kering itu berasal dari pusat semburan, sehingga sulit untuk dialirkan ke Sungai Porong.
Hal itulah yang menyebabkan pihak Minarak Lapindo Jaya mengubah skema pengaliran lumpur. Jika sebelumnya, mereka menggunakan kolam utama untuk penampungan lumpur. Kali ini, lumpur ditampung melalui cekungan di sebelah timur pusat semburan dan selanjutnya dialirkan Sungai Porong.
"Bagi kami, yang penting lumpur bisa segera dialirkan ke Sungai Porong, agar tidak mengendap di kolam-kolam penampungan. Karena metode yang lama sudah tidak bisa digunakan lagi," katanya tanpa menjelaskan metode lama dimaksud.
Terlebih posisi saat ini lumpur yang kering itu lebih tinggi dibandingkan pusat semburan. Pihaknya menilai, lumpur yang mengering tersebut sebenarnya bisa dikeruk. Namun hingga saat ini, alat untuk mengeruk lumpur kering itu masih belum ada.
Sementara itu, pihak PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) terus mengebut pembuatan cekungan di sebelah timur pusat semburan (titik 43) untuk mengalirkan semburan lumpur dari tanggul utama atau tanggul cincin.
PT MLJ juga menambah satu unit pompa untuk memaksimalkan pengaliran semburan lumpur ini. Pembuatan cekungan ini merupakan metode baru untuk mengatasi pengaliran lumpur dari pusat semburan.
Kemiringan tanah yang terjadi sebagai akibat subsidence (penurunan tanah) yang sering terjadi di tanggul titik 45 yang saat ini masih dalam proses penanggulan.
Direktur Utama MLJ, Bambang Mahargyanto mengemukakan, akan berkonsentrasi pada pembuatan cekungan selain merawat tanggul yang rusak. Pembuatan cekungan ini untuk mendapatkan kemiringan yang lebih rendah dibandingkan di pusat semburan.
Diharapkan, cekungan ini akan selesai dan dapat dipergunakan pada akhir Maret mendatang, katanya.
Cekungan ini diharapkan akan bisa menampung lumpur yang keluar dari pusat semburan yang akan mengalir ditiik 43. Selanjutnya, lumpur akan dipompakan ke Sungai Porong melalui pipa sejauh 800 meter. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009