Palembang (ANTARA News) - Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar, menyatakan bahwa negara maju harus membantu negara berkembang, termasuk Indonesia, dalam mengatasi persoalan aspek lingkungan global.

Bantuan negara-negara maju itu adalah untuk melawan perubahan iklim, mengurangi emisi di sektor industri, termasuk polusi akibat lalulintas, pertanian dan lingkungan, kata Meneg LH pada kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, Jumat.

Dikatakannya, perubahan iklim itu terjadi misalnya timbul hujan es, adanya pembakaran hutan dan lainnya, sehingga perlu dilakukan berbagai upaya antara lain dengan penanaman pohon atau penghijauan serta menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.

Sebagai upaya untuk melawan perubahan iklim atau perubahan cuaca akibat pembangunan itu, bantuan dana dari negara-negara maju untuk negara sedang berkembang tersebut diharuskan digunakan biaya menanam pohon penghijauan.

Menurut dia, bantuan dari negara-negara maju untuk negara berkembang, khusus untuk Indonesia tahun ini mendapat porsi lebih besar mencapai 30 miliar dolar Amerika Serikat, dan akan digunakan biaya menanam pohon penghijauan di sejumlah daerah di Tanah Air.

Indonesia, diberikan kepercayaan oleh negara-negara maju dengan memberikan bantuan dana cukup besar, karena rakyatnya tanpa diberi bantuan dana saja mau menanam jutaan pohon penghijauan seperti yang telah dilakukan selama ini, kata dia lagi.

"Apalagi diberikan bantuan dana sebesar itu, diyakini rakyat kita akan lebih bergairah lagi melakukan kegiatan penanaman pohon penghijauan untuk menangkal perubahan iklim tersebut," kata dia pula.

Pada kuliah umum yang berthemakan "Aspek Permasalahan Lingkungan Global terhadap Strategi pembangunan Indonesia" itu, diikuti sejumlah mahasiswa Unsri program sarjana S1 hingga S3.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009