Bandung (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Bandung mengirimkan tim ahlinya untuk mengecek musibah jebolnya Situ Gintung di Kelurahan Cirendeu Kecamatan Ciputat Kota Tangerang, Jumat.
"Saya tidak yakin itu bencana alam, untuk itu kami kirim tim ke lokasi musibah," kata Kepala PVMBG Dr Surono kepada ANTARA di Bandung, Jumat.
PVMBG menurunkan langsung tim ahli gerakan tanah yang dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Pengamatan Gerakan Tanah dan Gempa PVMBG, Dr. Kusdinar Nugraha.
Ketika ditanyakan apakah bendung jebol di Situ Gintung itu sebagai bencana alam, Surono balik mempertanyakan teknologi dan proses pembangunan pemukiman di lokasi ancaman seperti itu seharusnya sudah ada analisis resiko.
"Bukankan sarat teknologi dan tata ruang. Dalam peta kerawanan gerakan tanah, kawasan itu berada di lokasi gerakan tanah sangat rendah," kata Surono.
Dengan status itu, kata Surono dalam kondisi normal tidak mungkin terjadi longsor. Yang terjadi di Situ Gintung adalah jebolnya tanggul yang menurut Surono akibat adanya bagian tanggul yang `kelelahan` akibat sudah tua.
Kondisi tersebut, menurut Surono mengharuskan lembaga terkait melakukan analisis ulang terhadap berbagai fasilitas infrastruktur yang berpotensi sama seperti dalam musibah Situ Gintung.
"Perlu ada analisis ulang terhadap infrastruktur seperti itu karena seiring usianya yang semakin tua tentunya akan terjadi adanya kelelahan teknologi," kata Surono.
Ia menunjuk beberapa kawasan pemukiman di lokasi bendungan, dimana pada bagian bawah bendungan itu dipakai perumahan penduduk.
Musibah seperti Situ Gintung perlu menjadi pelajaran untuk memperbaiki dan lebih mengoptimalkan penerapan tata ruang lingkungan secara optimal dengan memperhatikan analisis resikonya.
Menurut Surono, pembangunan wilayah harus memperhatikan UU No.26/ 2007 tentang tata ruang serta UU No.24/ 2007 tentang kebencanaan.
Kejadian jebolnya Situ Gintung yang mengakibatkan puluhan orang penduduk di Kelurahan Cirendeu Kota Tangerang meninggal dunia itu terjadi Jumat pagi sekitar pukul 04.00 WIB saat sebagian besar warga di sana masih tertidur lelap.
Situ Gintung dibangun pada masa penjajahan Belanda dengan luas sekitar 21,5 hektar, selama ini menjadi tempat penampungan air.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009