Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar meminta warga desa di Aceh tidak panik dan meningkatkan kewaspadaan terhadap virus Corona yang dapat menyebabkan COVID-19.
"Situasi itu ternyata tidak kita rasakan di Aceh. Namun, saya tetap mengajak kita semua waspada. Waspada bukan berarti ketakutan," kata Halim saat kunjungan kerja ke Aceh pada Sabtu-Minggu (14-15/3) lalu berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.
Salah satu bentuk kewaspadaan, Halim memberikan analogi, adalah penghuni rumah selalu mengunci pintu pada malam hari, meskipun di wilayahnya tidak ada pencuri atau perampok.
Baca juga: Pemprov Babel gencarkan sosialisasi COVID-19 ke warga desa
Baca juga: Wamendes: Tidak perlu timbun makanan karena COVID-19
Baca juga: Masyarakat didorong belanja produk desa di tengah mewabahnya corona
Menurut Halim, mengunci pintu rumah pada malam hari dilakukan bukan karena penghuni takut atau panik terhadap pencuri atau perampok, tetapi waspada dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Halim mengatakan hal yang sama juga perlu dilakukan dalam menghadapi ancaman virus Corona. Bila ada warga desa yang merasa sakit atau suhu tubuhnya di atas 37 derajat celcius, dia menyarankan segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.
"Bagi yang sehat, biasakan mencuci tangan. Yang paling penting saat ini adalah menjaga imunitas. Kunci utama mencegah penyebaran virus adalah dengan meningkatkan imunitas," tuturnya.
Selama imunitas tubuh baik, selalu hidup sehat, makan tepat waktu dan menjaga kebersihan, Halim mengatakan seseorang tidak akan terjangkit virus Corona.
"Insya Allah, virus Corona bisa kita cegah," ujarnya.
Halim mengatakan mengatakan wabah virus Corona yang sudah mulai masuk ke Indonesia belum diketahui kapan akan berakhir. Sejumlah negara sudah memutuskan menetapkan kebijakan lockdown atau membatasi mobilitas agar virus Corona tidak menyebar.*
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020