parade ogoh-ogoh bukan merupakan rangkaian Hari Suci Nyepi
Denpasar (ANTARA) - Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Majelis Desa Adat (MDA) dan Pemerintah Provinsi Bali melalui surat edarannya mengimbau untuk parade ogoh-ogoh pada Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1942 di Bali tidak dilaksanakan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Pengarakan/parade ogoh-ogoh bukan merupakan rangkaian Hari Suci Nyepi sehingga tidak wajib dilaksanakan. Oleh karena itu pengarakan ogoh-ogoh sebaiknya tidak dilaksanakan," kata Ketua PHDI Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Sudiana, usai konferensi pers di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan apabila pengarakan/parade tetap dilaksanakan maka pelaksanaannya agar mengikuti aturan yaitu waktu parade ogoh-ogoh dilakukan pada 24 Maret 2020 pukul 17.00 sampai 19.00 wita.
Baca juga: PLN Bali siaga menjaga pasokan listrik menghadapi wadah COVID-19
Baca juga: Gubernur Bali minta masyarakat hindari pusat perbelanjaan
Selanjutnya, tempat pelaksanaan hanya di Wewidangan atau wilayah banjar adat setempat dan sebagai penanggung jawab kegiatan tersebut adalah bendesa adat dan pemuka adat setempat agar pelaksanaan berjalan dengan tertib dan disiplin.
Ia menjelaskan bahwa dalam rangkaian Upacara Melasti, Tawur, Pengrupukan yang disertai dengan parade Ogoh-ogoh agar dilaksanakan dengan memperhatikan imbauan, diantaranya membatasi jumlah peserta yang ikut dalam prosesi.
Selain itu, diimbau agar tidak mengganggu ketertiban umum, tidak mabuk-mabukan, dan untuk menghindari berbagai potensi penyebaran penyakit termasuk virus corona, semua panitia dan peserta agar mengikuti prosedur tetap dari instansi yang berwenang.
Sementara itu, Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan bahwa dengan adanya parade ogoh-ogoh ini secara teknis nantinya tidak akan ada pengunjung dan peserta pun juga dibatasi.
"Peserta dibatasi dan tidak ada pengunjung, dan hanya di tempat lagi berarti hanya ada orang lokal saja," jelasnya.
Baca juga: Ada 12 pasien dalam pengawasan di Bali
Baca juga: Ruang publik di Buleleng-Bali disemprot desinfektan
Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster mengimbau masyarakat di daerah untuk menghindari pusat-pusat perbelanjaan, tempat hiburan, serta tempat keramaian lainnya hingga 30 Maret 2020, untuk mengurangi dampak penularan COVID-19 di Pulau Dewata.
Imbauan agar masyarakat Bali mengurangi bepergian ke pusat perbelanjaan tersebut, lanjut dia, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya yang disampaikan pada 15 Maret 2020 agar masyarakat secara bersama-sama melakukan 'social distancing measure' pada hari-hari ke depan, yaitu menjaga jarak antarwarga, menghindari kontak fisik, menjauhi tempat-tempat berkumpulnya orang banyak dan jangan bepergian ke luar kota/pulang kampung.
Baca juga: Cegah COVID-19, Bali lakukan penyemprotan disinfektan massal
Baca juga: RSUP Sanglah habiskan 15-20 APD untuk tangani satu pasien status ODP
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020