Bandung (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono pada Kamis pagi mengadakan pembicaraan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar serta dengan Ketua Umum DPP PAN Sutrisno Bachir untuk membicarakan masalah politik, namun pembicaraan tersebut belum menyinggung koalisi mendatang. "Pembicaraan-pembicaraan tersebut belum sampai pembentukan koalisi mendatang," kata Ketua DPP bidang SDM Partai Demokrat, Andi Mallarangeng kepada wartawan di Bandung, Kamis malam. Yudhoyono tiba di Bandung Kamis malam karena pada hari Jumat pagi akan menghadiri kampanye di lapangan Gazibu Bandung. Sebelum mengadakan pertemuan dengan Muhaimin dan Sutrisno Bachir, Yudhoyono juga bertemu dengan Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Ilmi Aminuddin. Andi Mallarangeng menyebutkan, pertemuan Yudhoyono dengan para tokoh dari ketiga parpol tersebut untuk membicarakan koalisi yang sudah berjalan saat ini karena PAN, PKB, serta PKS telah menempatkan tokoh-tokoh mereka dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Dia mengatakan, pertemuan Yudhoyono dengan pimpinan tiga Parpol tersebut untuk membahas kerjasama mereka sehingga Kabinet Indonesia bersatu dapat menyelesaikan tugas mereka sampai akhir masa jabatannya. Presiden dan wakil presiden yang baru dijadwalkan akan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2009, dalam kesempatan ini juga dibahas perlunya pemantauan di seluruh TPS pada Pemilu Legislatif 9 April 2009. "Mungkin diperlukan kerjasama untuk memantau seluruh TPS yang jumlahnya ratusan ribu buah karena tidak semua Parpol bisa menempatkan pemantau pada seluruh TPS," kata Andi. Ketika ditanya wartawan apakah Partai Demokrat juga akan melaksanakan pertemuan-pertemuan serupa dengan Parpol-Parpol lainnya seperti Gerindra dan PDIP, Andi mengatakan, peluang itu tidak tertutup walaupun semua Parpol sedang memusatkan perhatian untuk menyukseskan Pemilu Legislatif 9 April 2009. "Partai Demokrat bersahabat dengan semua Parpol, sehingga pertemuan-pertemuan semacam ini bisa saja dilakukan," kata Ketua Departemen SDM DPP Partai Demokrat, Andi Mallarangeng.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009