Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpesan agar perbedaan pendapat dalam pemilihan umum yang akan diselenggarakan pada tanggal 9 April mendatang tidak memutuskan tali silaturahmi antar umat Islam. Hal itu disampaikan oleh Presiden Yudhoyono di hadapan ribuan jemaah Majlis Ta`lim Al Habib Ali Al Habsyi dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, di Gedung Islamic Center, Kwitang, Jakarta, Kamis petang. "Meskipun dalam pemilu bisa berbeda, jangan memutus tali silaturahmi, kita harus tetap menjaga (silaturahmi)," kata Kepala Negara. Menurut Presiden, sikap menjaga silaturahmi itu sesuai dengan nilai-nilai Islam sebagai agama yang penuh rahmat. "Islam agama yang kita junjung juga melarang kita memutus silaturahmi, jangan gara-gara pemilu, putus silaturahmi kita," katanya. Lebih lanjut, Kepala Negara mengimbau agar publik Indonesia menggunakan hak pilih dengan sebaik mungkin. "Gunakan hak pilih, dengarkan suara hati, silahkah digunakan sebaik-baiknya (hak pilih)," katanya seraya menambahkan bahwa semua pihak hendaknya mendukung terciptanya pemilu yang aman, tertib, lancar, bebas, umum, rahasia, jujur dan adil. Pada kesempatan itu, Kepala Negara juga mengatakan umat Islam hendaknya meneladani Nabi Muhammad Saw dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyebutkan tiga hal yang harus dicontoh dari Nabi Muhammad SAW yaitu kepribadian, watak/sifat, dan perilaku; upaya nabi memimpin umat menuju suatu perubahan besar; dan kegigihan dalam menghadapi berbagai tantangan dan ujian untuk membangun peradaban Islam. Dalam menghadapi krisis keuangan, pangan, energi, dan berbagai krisis yang lain, kata Kepala Negara, umat Islam pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya, hendaknya juga tidak cepat menyerah karena dengan persatuan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Di hadapan ribuan jemaah yang memadati lorong-lorong jalan di sekitar gedung, Presiden juga mengatakan ia telah bersilaturahmi dengan Abdurrahman Al Habsyi --pemimpin majelis itu-- sejak 1998.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009