Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Hermanto Dardak meminta investor jalan tol Cikampek - Palimanan dan Pemalang - Batang lebih kooperatif dalam penyelesaian proyek dan tidak akan berkompromi dengan investor yang tidak kooperatif.

"Kami sudah mengalokasikan dana talangan pembebasan tanah Rp325 miliar 2009 berikut dana resiko Rp2 triliun jika harga tanah naik di atas 10 persen," kata Hermanto Dardak di Jakarta, Kamis.

Hermanto mengatakan, bahkan dana risiko tanah sebesar itu merupakan dana "hibah" APBN yang dibenamkan untuk infrastruktur, berbeda dengan dana talangan yang harus dikembalikan setelah satu bagian selesai dibebaskan.

Ia berharap dukungan yang diberikan pemerintah ini mendapat respon investor karena untuk mencairkan dana ini harus ada jaminan bank.

Menurutnya, dalam rangka percepatan pembangunan jalan tol pemerintah tidak akan berkompromi dengan investor yang tidak kooperatif kepada mana Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sudah memberikan peringatan.

"Kepala BPJT sudah memanggil kedua investor agar mematuhi dokumen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) agar dana talangan yang tersedia dapat dipergunakan," ujarnya.

Sebenarnya untuk membebaskan tanah bukan hal sulit, namun permasalahan justru dari kedua investor yang tidak punya uang sehingga Tim Pembebasan Tanah (TPT) yang sudah menyiapkan dana tidak dapat bekerja.

Bahkan persoalan dengan warga babakan Ciwaringin di seksi 6 sudah selesai, hanya saja eksekusi tidak bisa dilanjutkan karena dari investor tidak bergerak, jelasnya.

Untuk ruas Cikampek - Paliman, pembebasan tanah terhenti baru 16 persen (142 hektar) dari keseluruhan 887 hektar karena investor belum menyetor Rp40 miliar dana jaminan, serta menunggu perubahan PPJT dari investor.

Hal serupa juga terjadi di tol Pemalang - Batang yang sampai saat ini belum ada pelaksanaan lebih lanjut dari 240 hektar yang harus dibebaskan, 5,3 hektar yang menjadi prioritas masih menunggu dana dari investor.

Tol Cikampek (Cikopo) - Palimanan 116 kilometer dibangun PT.Lintas Marga Sedaya yang dimiliki Plusexpressway Berhad 55 persen dan PT.Baskhara Utama Sedaya (45 persen) dibawah komando Sandiaga Uno sebagai Direktur Utama.

Sedangkan tol Pemalang - Batang 39 kilometer dibangun PT.Pemalang Batang Tol Road yang dikuasai Sumber Mitra Jaya (45 persen), Langkah Hutama Perkasa (45 persen), Countryside Investment Corp/Seychelles (10 persen).

Hermanto mengingatkan kedua investor untuk tidak menyandera jalan tol dengan tidak melaksanakan aktivitas karena ada sanki sesuai PPJT yang mereka tandatangani.

"Saya rasa Pak Nurdin (Kepala BPJT) sudah menyiapkan langkah-langkah apabila kedua investor masih belum menunjukkan itikad positif dalam merealisasikan pembangunan jalan tol," tuturnya. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009