Beirut (ANTARA News/AFP) - Ribuan anggota kelompok-kelompok Palestina yang bersaing, Hamas dan Fatah, Rabu mengiringi pemakaman seorang pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang tewas dalam serangan bom.
Kamal Medhat, orang kedua PLO di Lebanon, tewas dalam serangan bom pinggir jalan Senin di luar kamp pengungsi Mieh Mieh di Lebanon selatan bersama tiga orang lain, termasuk dua pengawalnya.
Peti jenazah Medhat dan tiga korban lain, yang terselimuti bendera Palestina, dibawa sejauh tiga kilometer melewati jalan-jalan di Beirut dari Masjid Imam Ali menuju "pemakaman syuhada" Palestina.
Para pengawal PLO berada di barisan depan memimpin iring-iringan jenazah yang diikuti ribuan orang yang meneriakkan lagu-lagu revolusioner, sementara beberapa orang lagi membawa foto keempat korban tewas itu dan yang lain mengibarkan bendera-hendera Palestina, Fatah dan Hamas.
Selama pengiringan jenazah itu, wakil PLO di Lebanon Abbas Zaki berjalan berdampingan dengan pejabat-pejabat Hamas.
Medhat memelopori upaya-upaya untuk mengakhiri perselisihan antara Fatah yang dipimpin Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan gerakan Hamas serta sejumlah kelompok garis keras lain yang beroperasi di beberapa dari 12 kamp pengungsi Palestina di Lebanon.
Medhat (58) juga adalah mantan pembantu almarhum Presiden Palestina Yasser Arafat dan pernah menjadi kepala intelijen untuk Fatah di Lebanon.
Beberapa surat kabar Lebanon mengatakan, pembunuhan itu mungkin "pembalasan dendam" antara Fatah dan Hamas.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan Medhat itu sebagai aksi terorisme. Hamas juga mengutuk serangan tersebut.
Medhat sedang mendampingi Abbas Zaki, yang tidak terluka dalam ledakan tersebut, mengunjungi kamp Mieh Mieh ketika pemboman itu terjadi. Di Lebanon terdapat 12 kamp pengungsi Palestina yang menampung lebih dari 200.000 pengungsi yang terdaftar.
Kedua pejabat Palestina itu menghadiri pertemuan untuk mendamaikan keluarga-keluarga yang berselisih di kamp pengungsi tersebut.
Beberapa sumber Palestina di Lebanon mengungkapkan bahwa Medhat terlibat dalam pergolakan kekuasaan internal gerakan Fatah, sementara pejabat tinggi Hamas Osama Hamdan mengatakan ia memainkan "peranan sangat besar" dalam meredakan ketegangan di antara kelmpok-kelompok Palestina di Lebanon.
Hamdan, yang menyebut Medhat sebagai syuhada, mengatakan kepada televisi Hizbullah al-Manar bahwa mustahil mengatakan siapa dalang serangan tersebut namun pelakunya melayani kepentingan Israel.
Kedaan sangat tegang di kamp Mieh Mieh dan kamp pengungsi Palestina yang berdekatan, Ain al-Hilweh, tempat Fatah dan sejumlah kelompok Islamis bersaing memperebutkan pengaruh.
Dua orang, termasuk seorang aktivis Fatah, tewas Sabtu dalam tembak-menembak di kamp Mieh Mieh. Bentrokan itu disebabkan oleh perselisihan keluarga.
Ketegangan di antara kelompok-kelompok Palestina tetap menimbulkan risiko tinggi bagi stabilitas di Lebanon, yang telah menderita akibat serangkaian pembunuhan, perang dengan Israel dan krisis politik internal yang melumpuhkan dalam beberapa tahun ini.
Lebanon dijadwalkan melaksanakan pemilihan umum parlemen pada 7 Juni.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Tampaknya ada tangan-tangan tersembunyi sengaja untuk mengacau situasi yang sudah mulai kondusif di Palestina.