"Universalitas adalah kata kunci untuk musim tersebut yang menggambarkan betapa kita semua mendambakan suatu kreasi yang agak intuitif dan spontan yang dipersembahkan bagi semua," kata penanggung jawab bagian Asia Pacifik Carlin International yang berkedudukan di Bangkok, David Landart, di Jakarta, Rabu, dalam Seminar Sehari Membaca Tren Global Musim Panas 2010.
Tema universalitas tersebut didukung oleh proses globalisasi yang modern sekaligus dipadu dengan nilai-nilai etnik sehingga membentuk modernitas universal.
Universalitas diterjemahkan dalam empat tema pokok yaitu instan (kehidupan sehari-hari), ambivalensi (kode-kode tentang selera tinggi yang sudah mapan/kemewahan), envisage (kesejahteraan untuk semua dengan dasar keseharian), dan migration (menyoroti tentang pentingnya teknologi yang sederhana dan mudah).
"Intinya adalah sukses dalam disain sangat tergantung pada waktu, produk yang tepat pada waktu yang tepat," katanya.
Empat tema di atas lebih tepatnya diperkenalkan Carlin Internasional sebagai perusahaan peramal tren terbesar di dunia yang berpusat di Perancis untuk busana wanita termutakhir untuk musim semi-panas 2010.
Tema instan mengacu pada gaya urban, di mana untuk resmi cenderung bersuasana teknologi romantis dan gaya sport glamor untuk penampilan santai.
Dengan fokus warna yang cenderung abu-abu, krem apricot, dan lilac kebiruan.
Sementara untuk tema ambivalensi, Carlin mencari gaya unisex dengan pengaruh etnis kontemporer kuat (untuk pakaian santai dan kota).
"Untuk pakaian kota, siluet rileks dengan rasa chic yang tidak berlebihan sedangkan untuk pakaian santai, volume-volume berstruktur dan tak berstruktur untuk perasaan adibusana," katanya.
Fokus warna cenderung beige bersemu krem seperti slahrom, pasir terang, amber, dan roti gandum hitam.
Tema envisage intinya adalah kesejahteraan di mana secara mode diterjemahkan dalam gaya maskulin/feminin untuk pakaian kota rileks yang diperlembut dan pakaian santai yang nyaman dengan inspirasi pakaian kerja lembut.
Fokus warna yang ditekankan adalah lilac kebiruan, hijau lumut, dan merah muda granit.
Sedangkan tema migration cenderung terpengaruh etnis kontemporer yang memadukan gaya rileks dan bentuk-bentuk ruang. Untuk busana santai ditekankan pada paduan etnis dan jeanswear.
Warna-warna tema tersebut fokus pada hijau bambu, pink merica, merah terang, dan biru merak.
Ia menekankan bahwa tren harus diterapkan dengan pendekatan yang terstruktur terhadap pasar dan budaya karena tujuan akhir dari sebuah disain adalah untuk dijual dan dipasarkan kepada konsumen.
Terkait dengan tren disain 2010, menurut dia, sangat ditentukan oleh gaya hidup, keinginan konsumen, dan lain-lain. Namun pada intinya umumnya konsumen menginginkan kenyamanan dan kesenangan dari sebuah disain yang muncul.
"Kita harus bisa menawarkan konsep untuk bisa bergaya hidup lebih baik dan nyaman serta enjoy atau have fun. Fun adalah kata kunci yang penting," katanya.
Landart memprediksikan sejumlah busana yang bakal tren di antaranya mantel ketat musim panas, jaket blazer, jaket mirip parka, kemeja jaket, jaket berpading tanpa lengan, tank top berinspirasi origami, dan jaket kimono.
Untuk t-shirt dan atasan di antaranya t-shirt nude, tank-top, volume t-shirt, dan t-shirt berstruktur baru. Sedangkan untuk gaun berupa gaun sarung yang diperbaharui dan asimetris.
Sementara untuk rok cenderung lurus palsu dan rok dekonstruksi untuk santai. Soal celana maka pilihan terbaik adalah model 80-an yang roomy, celana kaki lurus, boy santai, dan jeans ketat.
Selain itu cropped carrot pants, carrot leg pants dengan ujung melebar dan kantong tempel maxi, celana bermuda panjang, celana buggy yang diperlunak dengan kupnat, dan baggy carrot. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009