Jakarta (ANTARA News) - Departemen Keuangan dan Pemerintah DKI Jakarta menandatangani perjanjian penerusan hibah (NPPH) sebesar 758 juta yen untuk pembiayaan pembangunan mass rapid transit (MRT) di Jakarta.
Penandatanganan dilakukan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu Mardiasmo di Gedung Djuanda I Depkeu Jakarta, Rabu.
Hadir dalam acara itu antara lain Sekjen Depkeu Mulia Nasution mewakili Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto, wakil dari Bappenas, Deputi Menko Perekonomian Bidang Infrastruktur Bambang Susantono, dan wakil dari Dephub.
Hibah yang diberikan kepada Pemprop DKI Jakarta sebesar 758 juta yen itu merupakan bagian dari penerusan dari pinjaman tahap I yang diberikan Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar 1,869 miliar yen (1 yen setara sekitar Rp80).
Sebesar 940 juta diteruskan ke departemen lain untuk pembuatan basic design.
Menurut Fauzi Bowo, dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan jasa konsultasi guna pelaksanaan kegiatan MRT yaitu jasa konsultasi manajemen dan konsultasi pengadaan.
Dari jumlah 758 juta yen, sebesar 567 juta yen akan digunakan Pemprop DKI untuk pelaksanaan jasa konsultasi manajemen, sedangkan sisanya sebesar 191 juta yen akan diteruskan kepada PTB MRT Jakarta sebagai penyertaan modal daerah Pemprop DKI Jakarta untuk pelaksanaan jasa konsultasi pengadaan oleh PTB MRT Jakarta.
Dalam bulan Maret ini juga akan ditandatangani pinjaman tahap 2 antara pemerintah (RI) dengan JICA sejumlah 48,150 miliar yen.
Skema pinjaman dibuat empat tahap di mana pada tiap tahap, JICA akan mengevaluasi biaya proyek agar tidak terjadi kekurangan dana yang akan mengakibatkan terhentinya proyek.
JICA memberikan komitmen untuk membiayai proyek hingga pekerjaan konstruksi selesai. Sebagian besar (sekitar 85 persen) pendanaan proyek MRT berasal dari JICA dengan skema "Special term for Economic Partnership" dan sisanya dari APBN dan APBD.
Proyek MRT Jakarta akan dibangun membentang dari Lebak Bulus di Jaksel dan Dukuh Atas di Jakarta Pusat sepanjang 14,5 km. Empat km di antaranya (4 stasiun) di bangun di bawah tanah dan 10,5 km dibangun melayang di atas jalan (8 stasiun).
Proyek tersebut merupakan tahap pertama dari rencananya 3 tahap pembangunan MRT di Jakarta. Tahap 2 adalah dari Dukuh Atas ke Kota, dan tahap 3 adalah jalur Timur-Barat.
Untuk pembangunan tahap 2 dan 3 saat ini sedang dalam pembuatan studi kelayakan. Seluruh pembangunan dan pengoperasian sistem MRT Jakarta dilakukan oleh PT MRT Jakarta yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta.
Penyusunan desain dasar pembangunan MRT akan dimulai April 2009 dan ditargetkan selesai Februari 2010. Proses tender proyek ditargetkan selesai akhir 2010 sedangkan proses pembangunan fisik dimulai awal 2011 dan beroperasi pada awal 2016. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009