Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Boediono mengatakan upaya melepas ketergantungan terhadap dolar AS tidak bisa dilakukan Indonesia sendiri dan harus diikuti banyak negara.
"Itu kan semacam isu global, jadi tidak mungkin kita sendiri. Nanti harus ada upaya kurangi depedensi dari semua negara terhadap dolar AS dalam transaksi mereka," kata Boediono usai menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta, Rabu.
Dikatakan Boediono, usulan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS sudah disampaikan ke beberapa negara dan sudah mendapat dukungan untuk sementara menggunakan special drawing rights (SDR/mata uang yang dipakai IMF dalam meminjamkan uang) dalam bertransaksi.
"Saya pribadi menyampaikan usulan dan juga beberapa pihak juga menyampaikan bahwa awal yang paling praktis adalah memperluas jumlah SDR sebelum nantinya menjadi suatu global currency," katanya.
Pada Senin (23/3) lalu Bank Indonesia sudah menandatangani kesepakatan Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) dengan bank sentral China (Bank of China) senilai Rp175 triliun atau 100 renminbi.
Kesepakatan itu diharapkan bisa mengurangi tekanan nilai rupiah terhadap dolar AS karena pelaku usaha China dan Indonesia bisa langsung memakai renminbi atau rupiah dalam transaksi.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009