Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Nike Inc. memutuskan untuk menutup seluruh toko ritel di wilayah Amerika Serikat dan Eropa Barat untuk membantu memperlambat penyebaran virus corona.
Nike menyatakan akan tetap membayar karyawan mereka selama masa penutupan.
Penutupan toko ritel merek ini juga dilakukan di seluruh wilayah Kanada, Australia dan Selandia Baru. Penutupan toko ini berlangsung sejak selama 12 hari sejak Senin (16/3) hingga Jumat (27/3).
"Kami mengambil langkah-langkah tambahan di fasilitas lain yang dikelola Nike, termasuk opsi untuk bekerja dari rumah, jadwal kerja selang seling, memberlakukan jarak sosial dan langkah-langkah keselamatan dan pembersihan tambahan untuk membantu melindungi dan mendukung tim kami," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Bloomberg.
Baca juga: Tiga pekerja positif corona, Ford tutup pabrik di Spanyol satu minggu
Baca juga: Kemendikbud tutup museum sementara cegah penyebaran COVID-19
Nike adalah salah satu merek besar pertama yang berupaya untuk mengatasi dampak virus pada bisnisnya. Nike pada 5 Februari silam mengumumkan bahwa mereka menutup sebagian besar toko mereka di China, sementara sisanya tetap beroperasi dengan jam kerja yang lebih singkat.
Perusahaan mengatakan pada hari Minggu (15/3) bahwa toko-toko Nike di Korea Selatan, Jepang, dan sebagian besar China saat ini sudah kembali beroperasi.
Nike menambah daftar perusahaan besar global yang menutup toko mereka untuk sementara waktu.
Sebelumnya Apple Inc menyatakan akan menutup semua toko yang berlokasi di luar China setidaknya hingga 27 Maret. Sementara Urban Outfitters Inc., menutup seluruh toko ritelnya yang tersebar di seluruh dunia hingga 28 Maret.
Baca juga: Paris tutup Eiffel hingga Museum Louvre cegah COVID-19
Baca juga: Ferrari tutup pabrik dua pekan, karyawan tetap digaji penuh
Baca juga: Apple tutup seluruh toko sampai 27 Maret
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020