"Kemudian, selain dari Konsesi, pelabuhan KCN Marunda juga akan memberikan devisa bagi Negara melalui Pajak, PBB, deviden, dan multiplayer effect yang timbul bagi para pekerja dan masyarakat lain yang bergantung hidup di Pelabuhan," ujar Direktur Utama KCN Widodo Setiadi saat ditemui beberapa waktu lalu.
Menurut Widodo, dalam upaya ikut menyukseskan pembangunan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya peningkatan kinerja. Pertama, upaya yang dilakukan KCN Pelabuhan Marunda dalam mendorong kemudahan pengangkutan barang, salah satu upayanya adalah mengurangi waktu dwelling time.
"Regulator di Kemenhub dalam rangka mempernudah kemudahan pengangkutan barang adalah mengurangi waktu dwelling time dengan memisahkan jenis barang bongkar muat container dan curah pada pelabuhan Internasional Tanjung Priok," katanya.
Dijelaskan Widodo, Pelabuhan KCN Marunda yang dijadikan pelabuhan pendukung bagi Pelabuhan Internasional Tanjung Priok saat ini khusus diperuntukkan untuk menerima bongkar muat curah oleh regulator.
Dengan total panjang dermaga pier 1 sepanjang 1.950 m, yang saat ini baru dioperasionalkan seluas 1.200 m, telah mampu mengurangi waktu bongkar muat di Priok, dari semula 6 hari menjadi 3 hari saja. Pelabuhan Internasional Tanjung Priok nantinya akan menerima 1 jenis bongkar muat yakni container, maka dapat diprediksi apabila nantinya seluruh dermaga pier 1, 2, dan 3 di Pelabuhan KCN Marunda rampung dan dioperasionalkan seluruhnya, dipastikan menjadi solusi untuk kelancaran arus pengangkutan barang, terlebih Pelabuhan KCN Marunda beroperasi 24 jam nonstop.
"Dengan terpangkasnya waktu dwelling time di Pelabuhan Internasional Tanjung Priok. Maka proses dan volume barang pun akan lebih teratur dan hal ini sangat mempengaruhi biaya logistik yang bukan hanya menguntungkan para pengusaha, namun juga hingga ke user," tukas dia.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020