Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah tengah mengkaji untuk melebur tiga perusahaan energi panas bumi, PT PLN Geothermal, PT Pertamina Geothermal Energy, dan Perusahaan Gas Negara (PGN).

"Tim penggabungan sudah dibentuk dan sedang bekerja," kata Deputi Pertambangan, Industri Strategis, Energi, dan Telekomunikasi, Kementerian BUMN, Sahal Lumban Gaol, di Jakarta, Rabu.

Sahala menjelaskan, dari kajian sementara bahwa ketiga pihak tersebut memiliki kesamaan pandangan akan menggabungkan usaha panas bumi.

Opsi penggabungan belum bisa disebutkan, apakah dengan cara merger atau membentuk induk usaha (holding).

"Yang penting... mereka sepakat bahwa pengembangan BUMN geothermal sangat penting untuk menambah alternatif penggunaan sumber energi," katanya.

Ia menjelaskan, Indonesia sebetulnya memiliki potensi sangat besar untuk menggarap usaha di bidang geothermal. Salah satu potensi yang ada terdapat di ladang pertambangan Patuha dan Dieng.

"Potensi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbaik di dunia," tegas Sahala.

Sementara itu Meneg BUMN Sofyan Djalil menyatakan, dukungan penggabungan unit usaha panas bumi milik BUMN tersebut agar pengelolaannya lebih efisien.

"Keberadaan BUMN geothermal ke depan bakal mengurangi beban subsidi yang ada di pemerintah bisa saja dialihkan kepada bidang usaha ini," ujarnya.

Selain itu, ujar Sofyan, geothermal memiliki keunggulan karena merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

Sesungguhnya, menurut Sahala, perhatian internasional terhadap potensi panas bumi di tanah air sangat besar, dan umumnya calon investor hanya ingin bekerjasama dengan BUMN.

"Mereka sebenarnya bisa memberikan bantuan banyak menyalurkan langsung kepada BUMN," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009