Jenewa (ANTARA News/AFP) - Perhimpunan industri maskapai penerbangan IATA, Selasa, meningkatkan ramalannya secara tajam tentang kerugian pada maskapai penerbangan sebesar 4,7 miliar dolar (3,4 miliar euro) tahun ini karena "memburuknya kondisi perekonomian global secara cepat."

Ramalan baru itu yang disampaikan dalam iven media tahunan International Air Transport Association menandai peningkatan tajam dari 2,5 miliar dolar dalam kerugian yang diramalkan oleh IATA pada Desember.

Kelompok industri ini juga meningkatkan perkiraan kerugian total maskapai penerbangan pada tahun 2008 dari 8,0 miliar dolar menjadi 8,5 miliar dolar, dengan menyalahkan "penurunan yang sangat tajam dalam perjalanan premi dan perjalanan muatan."

"Keadaan industri maskapai penerbangan pada saat ini adalah suram," kata Giovanni Bisignani, direktur jenderal IATA.

"Permintaan turun jauh lebih cepat dengan krisis ekonomi daripada yang telah diantisipasi bahkan beberapa bulan lalu."

"Sedikit yang mengisyarakatkan krisis segera berakhir," tambahnya, dengan meramalkan "2009 tahun suram".

Walaupun prospek industri maskapai penerbangan mungkin membaik pada akhir tahun ini, dengan "mengharapkan pemulihan yang berarti pada tahun 2010 akan memerlukan lebih banyak optimisme daripada `realisme`," tegas Bisignani.

Permintaan diperkirakan terus merosot, dengan lalulintas penumpang yang anjlog 5,7 persen pada tahun ini.

Maskapai penerbangan Asia-Pasifik diperkirakan mengalami kerugian terbesar pada tahun ini senilai 1,7 miliar dolar ketika permintaan jatuh 6,8 persen.

Maskapai penerbangan Eropa diramalkan mengalami kerugian 1,0 miliar dolar adapun maskapai penerbangan Timur Tengah mengalami kerugian 900 juta dolar.

Hanya maskapai penerbangan Amerika Utara akan memperoleh keuntungan 100 juta dolar, ketika mereka memperoleh keuntungan dari manajemen kapasitas yang baik dan harga bahan bakar yang lebih rendah, menurut IATA.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009