Pangkalpinang (ANTARA News) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan serangkaian diplomasi yang kuat kepada masyarakat internasional untuk kemerdekaan bangsa Palestina yang dizalimi Israel. SBY kami minta berperan aktif melakukan diplomasi yang kuat guna melobi dan membujuk para pemimpin Amerika Serikat (AS), negara-negara Arab dan Eropa supaya membantu bangsa Palestina mewujudkan kemerdekaannya di wilayahnya sendiri," ujarnya di Pangkalpinang, Selasa. Partai Keadilan Sejahtera membuat kontrak politik dengan Susilo Bambang Yudhoyono untuk membebaskan Palestina dari penjajah, katanya. Sementara itu Sekjen PKS H.M Anis Matta di Kendari, Senin, mengatakan, "PKS membuka diri untuk berkoalisi dengan partai politik maupun figur calon presiden dan calon wakil presiden siapa pun tetapi mengedepankan kesamaan visi membangun bangsa ini." Kontrak politik yang dibuat dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak hanya meliputi urusan luar negeri tetapi juga urusan dalam negeri, yakni anti-korupsi, kata Anis. Menurut Tifatul, SBY bisa keliling ke sejumlah negara yang terkait dengan masalah Palestina yaitu Liga Arab, Uni Eropa dan AS serta PBB untuk melakukan lobi dalam upaya membantu membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. "Ini masalah kemanusiaan yang harus terus diperjuangkan dimana Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam harus mampu mengakhiri ketertindasan negara-negara Islam terutama Palestina," ujarnya. Menurut dia, pemerintah Indonesia harus memiliki sikap yang jelas terkait isu Palestina yang sudah kebih dari lima dekade belum terselesaikan akibat ambisi bangsa Yahudi mewujudkan negara Israel Raya yang kuat dan menghegemoni kekuatan militer negara-negara tetangga Arab-nya. "Indonesia harus punya sikap dan tekad yang kuat untuk membantu membebaskan Palestina dengan membujuk AS agar menekan Israel untuk mengakhiri penjajahannya atas bangsa Palestina dan membebaskan Yerusalem," ujarnya. SBY, kata dia, juga bisa bertemu Presiden AS Barack Hussein Obama untuk membicarakan nasib Palestina dan mengingatkan untuk tidak lagi melanjutkan dukungannya yang besar kepada Israil yang jelas-jelas menzalimi Palestina dan negara-negara Arab dengan melakukan perluasan wilayah. Ia menjelaskan, dukungan militer, politik dan proteksi lainnya yang diberikan AS selama ini terhadap Israel terlalu berlebihan, tanpa lagi mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan hanya untuk "menggolkan" kepentingan ekonomi, politik dan ambisi imperialismenya. Dikatakannya, atas dukungan AS tersebut Israil dengan tanpa mengindahkan norma-norma hukum internasional dan juga nilai kemanusiaan secara leluasa menghancurkan bangsa Palestina melalui agresi militer dengan senjata canggih yang dibuatnya sendiri dan dipasok dari AS untuk membunuh warga Palestina. "Ketika ada negara Islam yang dijajah dan korban berjatuhan, tentu kita sebagai bangsa dengan mayoritas muslim tidak bisa diam saja dengan membiarkan mereka sendiri menghadapi penderitaan dan kita harus membantu menciptakan kedamaian terhadap bangsa Palestina yang menderita itu," katanya. Ia mengatakan, status Israil atas Palestina itu adalah penjajahan dan Indonesia sudah menentukan sikap untuk membantu mempercepat kemerdekaan Palestina seperti komitmen yang sudah dilakukan para pemimpin Indonesia sebelumnya. "Bantuan terhadap negara yang tertindas adalah masalah kemanusian dan ini adalah sikap yaitu mendukung langsung kemerdekaan yang menjadi hak segala bangsa di dunia sesuai norma hukum internasional," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009