Bandung (ANTARA News) - Gagasan forum silaturahmi wakil kepala daerah terus disosialisasikan Wakil Gubernur Jawa Barat Yusuf Macan Effendi atau Dede Yusuf dengan menggandeng dua kolega dari kalangan artis yang kini menjabat wakil bupati, Rano Karno dan Dicky Chandra.
"Bang Rano dan Dicky setuju dengan wadah komunikasi. Hanya bentuknya bukan asosiasi, tapi forum silaturahmi," kata Dede Yusuf di Bandung, Selasa.
Dede Yusuf, Rano, dan Dikcy punya ikatan emosional kuat karena sama-sama berlatar belakang dunia artis.
Dede mengaku banyak belajar akting dari si Doel (sebutan Rano Karno), sementara Dicky artis paling junior yang banyak belajar dari sukses Rano dan Dede. Ketiganya menjadi yang pertama duduk di kursi eksekutif.
Rano jadi artis pertama yang terpilih jadi wakil bupati, sementara Dede tercatat sebagai artis pertama yang menduduki jabatan wakil gubernur di provinsi terbesar di Indonesia. Dicky juga artis pertama yang jadi pejabat eksekutif dari jalur independen.
Ia bersama Rano, dan Dicky kini punya tugas mengkomunikasikan gagasan forum wakil kepala daerah ke seluruh Indonesia.
Sebelumnya, Dede telah membahas gagasan forum tersebut di Depdagri dengan sejumlah wakil bupati dan wakil wali kota. Antara lain, Serdang Bedagai (Sumut), Ogan Kemiring Ilir (Sumsel), Batam (Kepri), Sragen (Jateng), Ngawi (Jatim), Batu (Jatim), Surabaya (Jatim), Flores Timur (NTT), dan Minahasa Selatan (Sulut). Gagasan serupa telah dibahas dengan Wagub Jatim Syaifullah Yusuf.
"Karena sibuk pemilu, gagasan forum wakil sementara kita endapkan. Semua energi sekarang ini tercurah bagaimana menyukseskan pemilu di daerah masing-masing," katanya.
Jalinan komunikasi yang dilakukan baru sebatas tukar informasi sesama wakil kepala daerah.
"Dengan Rano dan Dicky kita sudah sepakat bagaimana mengangkat budaya sebagai pendekatan baru kepemimpinan," jelas Dede.
Alasannya, bahasa budaya jauh lebih kena dan mudah dicerna rakyat dibanding bahasa birokrasi dan kekuasaan. Gaya kepemimpinan yang formal, kaku, dan aristokrat juga tidak lagi tepat di mata rakyat.
"Kebetulan kami bertiga seniman, jadi sudah terbiasa berkomunikasi dengan bahasa rakyat," kata Dede.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009