Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore masih bergerak naik, namun kenaikannya agak berkurang dibanding sesi pagi yang naik hampir mencapai 200 poin, karena pelaku masih agresif membeli rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik menjadi Rp11.420/11.450 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.550/11.560 per dolar atau naik 130 poin, sedangkan sesi pagi naik 190 poin. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, sentimen positif pasar masih tetap tinggi meski kenaikannya saat ini dibawah sesi pagi yang mencapai 200 poin. Namun kenaikan rupiah itu diharapkan tidak begitu karena menimbulkan kekhawatiran apabila ada isu negatif maka mata uang Indonesia akan kembali melemah dengan cepat, katanya. Rupiah, menurut dia kemungkinan akan bisa mencapai angka Rp11.000 per dolar AS, namun kenaikan untuk mencapai angka tersebut diharapkan tidak terlalu cepat. Kalau kenaikan itu terlalu cepat, maka rupiah kemungkinan akan menjadi liar, ucapnya. Kalau rupiah menjadi liar, lanjut dia akan sulit dikendalikan, karena itu Bank Indonesia (BI) diharapkan untuk tetap berada di pasar dan mengamati pasar lebih lanjut. "Kami optimis melihat kenaikan yang terlalu cepat, BI akan masuk bayar menjaga munculnya pasar yang sulit dikendali," ucapnya. Rupiah yang mengalami sejak pekan lalu, menurut dia karena adanya paket perjanjian kerjasama antara Indonesia dengan China dan Jepang. Kedua negara itu sepakat untuk saling membantu dan meningkatkan hubungan untuk mengatasi masalah keuangan yang semakin berat, katanya. Ia mengatakan, rupiah kemungkinan akan masih dapat bergerak naik menyusul pasokan dolar ke pasar AS yang melimpah, sehingga memberikan nilai positif terhadap pasar uang domestik. AS membutuh dana segar yang besar untuk memicu pertumbuhan ekonomi yang masih menghadapi kesulitan untuk tumbuh, ucapnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009