"Ini demi menghindarkan stres dan kecewa yang terlalu mendalam jika nanti tidak menang dalam pemilu 9 April 2009. Semakin tinggi tingkat religius seseorang, maka rasa berserah dirinya akan semakin besar," kata psikolog Universitas Medan Area (UMA) Irna Minauli di Medan Selasa.
Ia mengatakan, orang yang mencalonkan diri sebagai caleg memiliki impian dan harapan mengawang sehingga tidak segan mengeluarkan dana besar untuk mewujudkan impiannya.
"Ini lah nantinya yang menjadi persoalan, ketika mereka gagal mencapai harapan dan impiannya itu. Mereka akan frustasi dan bila tidak ditangani dengan cepat maka akan menyebabkan stres," katanya.
Sementara Psikolog Universitas Sumatera Utara (USU) Raras Sutatminingsih mengatakan, jika seseorang tidak siap menerima konsekuensi dari kekalahan, maka kemungkinan besar terganggu jiwanya.
Apabila hal ini tidak disikapi dengan baik, maka depresi berkepanjangan akhirnya menjadi bagian dari hidupnya.
"Sikapi kekalahan itu dengan lumrah dan realistis saja, jika ini sudah diterapkan maka tidak akan berakibat pada gangguan kejiwaan," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009