Baquba, Irak (ANTARA News/AFP) - Sedikitnya 25 orang tewas dan 50 laincedera dalam serangan bom bunuh diri ketika satu keluarga Kurdi sedangberduka-cita di daerah sebelah timurlaut Baghdad, Senin, kata sejumlahpejabat setempat.
Serangan itu terjadi di Jalawla, 130 kilometer dari ibukota Irak tersebut.
Mohammed Osman, seorang pejabat daerah di Khanaqin dekat Jalawlamengatakan kepada AFP, penyerang yang mengenakan sabuk bom itumeledakkan diri ketika satu keluarga di daerah itu sedang menerima tamuyang menyampaikan bela-sungkawa.
Duapuluh-lima orang tewasdan 50 lain cedera, kata seorang pejabat keamanan. Belum jelas apakahseorang pemimpin komunis Kurdi, yang sedang menerima tamu dan berdukaatas kematian ayahya, termasuk diantara mereka yang tewas dalamserangan itu.
Jalawla, yang terletak di provinsi bergolakDiyala, memiliki beragam penduduk yang mencakup Kurdi Syiah dan ArabSunni, banyak dari mereka memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda.
Sebelumnya Senin, delapan orang tewas dan 16 lain cedera ketika sebuahbom meledak tidak jauh dari bengkel mobil di dekat Abu Ghraibdi daerah pinggiran barat Baghdad, kata beberapa pejabat keamanan.
Kekerasan menurun sejak akhir 2007 setelah militer AS meningkatkanoperasi anti-pemberontakan dan pasukan keamanan Irak diperkuat, namunserangan-serangan mematikan masih terjadi hampir setiap hari di negaratersebut.
Pada 2007, 17.430 orang Irak tewas, sementara tahunlalu hanya 6.772. Jumlah kematian dalam tiga bulan terakhir mencapaititik terendah untuk periode kwartalan sejak invasi pimpinan AS ke Irakpada Maret 2003.
Namun, pendudukan biasa Irak masihmenghadapi penderitaan setiap hari dan serangan membabi-buta hinggakini, enam tahun setelah penggulingan Presiden Saddam Hussein, kataKomite Internasional Palang Merah (ICRC).
"Jutaan warga sipilmasih menghadapi penderitaan setiap hari," kata ketua ICRC JakobKellenberger setelah kunjungannya ke Irak pekan lalu.
"Serangan-serangan membabi-buta terus menewaskan atau mencederaipuluhan warga sipil setiap hari meski terjadi peningkatan keamanan dibanyak wilayah Irak," katanya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009