Kepada Masyarakat Sulawesi Tengah

Jakarta, 23/3 (ANTARA) - Pada tanggal 24 Maret 2009, Menteri Kehutanan akan menyerahkan secara bertahap bantuan mesin pembuat briket arang dan cuka kayu dengan teknologi tepat guna menggunakan bahan baku limbah tempurung kelapa, sebanyak 1 (satu) unit dari 4 (empat) unit yang direncanakan kepada masyarakat di Kelurahan Kamonji, Palu, Sulawesi Tengah. Sebelumnya, Departemen Kehutanan juga telah memberikan bantuan alat pengering kayu kombinasi tenaga surya dan panas tungku untuk masyarakat di Kabupaten Wonosobo, Bojonegoro, dan Katingan, mesin pengolah rotan di Kabupaten Bengkulu Utara, serta mesin bambu lamina di Kabupaten Klaten.

Pemberian mesin pembuat briket arang dan cuka kayu kepada masyarakat Sulawesi Tengah tersebut dilakukan sebagai bagian dari salah satu program pemerintah, khususnya Departemen Kehutanan, yaitu Revitalisasi Industri Kehutanan yang salah satu kegiatannya terkait dengan pemberdayaan Industri Kecil (pro poor) khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah melalui bantuan peralatan dan mesin pengolahan hasil hutan yang telah diuji coba oleh Badan Litbang Kehutanan.

Kapasitas produksi satu unit alat tersebut per hari menghasilkan 15-20 kg briket arang dengan asumsi mesin tersebut dioperasionalkan dalam waktu 8-10 jam. Bahan baku berupa tempurung kelapa yang dibutuhkan dalam sehari adalah kurang lebih 100 kg dengan tenaga kerja 7-10 orang. Karena alat ini menggunakan teknologi tepat guna, jika memungkinkan alat ini dapat dibuat dan dikembangkan oleh masyarakat di wilayah pedesaan.

Sebagai kelengkapan dari bantuan tersebut juga dibagikan tungku masak berbentuk seperti anglo yang dibuat dari bahan semen dan pasir. Tungku masak tersebut merupakan hasil rekayasa Litbang Kehutanan, dalam proses memasak untuk keperluan sehari-hari satu tungku tersebut memerlukan 2 kg briket arang untuk memenuhi satu Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 3-5 orang. Tungku tersebut juga dapat dibuat dan dikembangkan sendiri oleh masyarakat mengingat bahan baku banyak tersedia di daerah.

Hasil samping dari proses pembuatan arang yang berupa cuka kayu dapat dimanfaatkan sebagai Biopestisida nabati pada tanaman pertanian dan kehutanan. Dari hasil percobaan menunjukkan keberhasilannya dalam memberantas hama cabuk lilin pada tanaman pinus umur 5 tahun di Perum Perhutani Jawa Tengah dan jamur pada tanaman ketimun serta meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Selain sebagai biopestisida, cuka kayu ini dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan produk makanan utamanya ikan asap dan juga berkhasiat untuk menghilangkan penyakit kulit.

Melalui bantuan langsung paket teknologi, diharapkan dapat menjadi motivator Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikan agenda pemerintah dalam rangka pengurangan kemiskinan khususnya di sektor kehutanan dapat diwujudkan, sekaligus pengurangan pengangguran, peningkatan kontribusi kehutanan terhadap pertumbuhan ekonomi, serta perbaikan kualitas lingkungan.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan



Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009