Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah naik di perdagangan Asia, Senin, ditopang oleh optimisme di pasar-pasar finansial menjelang ekspektasi pemerintah Amerika Serikat mengumumkan mengenai rencana untuk menjual toxic asset, kata para analis.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Mei naik 30 sen menjadi 52,37 dolar AS per barel. Kontrak Nymex tersebut untuk pengiriman April berakhir Jumat.

Sementara minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Mei naik 45 sen menjadi 51,67 dolar AS per barel.

"Sekarang, pasar minyak mentah didorong oleh pasar-pasar finansial," kata Victor Shum, analis pada konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.

Pemerintah Amerika Serikat diperkirakan memperkenalkan suatu rencana secepatnya Senin untuk menjual "toxic asset".

Badai finansial yang dimulai di Amerika Serikat tahun lalu telah mempengaruhi ekonomi global, memperlemah permintaan untuk minyak dan mengakibatkan penurunan drastis dalam harga minyak dunia dari puncak historis di atas 147 dolar AS pada Juli tahun lalu.

Shum juga mengatakan faktor lainnya yang mendukung naiknya harga minyak adalah melemahnya dolar AS di tengah kekhawatiran seputar membengkaknya defisit anggaran AS dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve telah mencetak banyak uang untuk menghapus surat-surat berharga.

Kecenderungan melemahnya greenback mendorong harga minyak karena membuat minyak yang dihargai dengan dolar lebih murah bagi para pembeli yang menggunakan mata uang lebih kuat.

Bank sentral AS mengatakan Rabu bahwa pihaknya akan membeli hingga 300 miliar dolar dalam Treasury bonds AS jangka panjang selama enam bulan ke depan "guna membantu memperbaiki kondisi pasar-pasar kredit swasta." (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009