Kolombo (ANTARA News/AFP) - Lebih dari 1.100 warga sipil meninggalkan zona perang di Sri Lanka ketika pasukan pemerintah berusaha melenyapkan pemberontak separatis Macan Tamil, kata militer, Minggu.
Dari 1.150 orang yang meninggalkan daerah-daerah yang dikuasai pemberontak pada Sabtu, 108 orang pergi dengan kapal dan yang lain pergi dengan berjalan kaki melewati hutan, kata militer dalam sebuah pernyataan.
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengatakan, Minggu, mereka telah mengungsikan 493 pasien dan keluarga mereka melalui laut dari Puttumattalan menuju kota Pulmoddai di Sri Lanka timurlaut.
Jurubicara ICRC Sarasi Wijeratne mengatakan, Palang Merah juga mengirim obat ke rumah sakit darurat di Puttumattalan, jauh di dalam wilayah yang dikuasai pemberontak, dimana puluhan ribu orang masih terperangkap akibat pertempuran.
Sejak Februari, Palang Merah mengungsikan hampir 5.000 pasien dan keluarga mereka dari Puttumattalan untuk dirawat di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah.
Sementara itu, militer mengatakan, mereka telah membunuh dua pemimpin pemberontak di wilayah utara negara pulau itu, dimana gerilyawan Macan Tamil saat ini tersudut. Tidak ada keterangan mengenai korban di pihak pasukan pemerintah.
Belum ada pernyataan segera mengenai hal itu dari Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE), yang menurut pemerintah hampir kalah dalam perang puluhan tahun mereka dalam upaya mendirikan negara Tamil merdeka.
Laporan-laporan independen dari zona konflik hampir tidak bisa diperoleh karena sebagian besar wartawan, pekerja bantuan dan pengamat internasional dilarang memasuki daerah itu.
Sejumlah analis mengatakan bahwa Macan Tamil semakin mendekati kekalahan dan perang akan segera berakhir.
Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapaksa telah memperingatkan pemberontak Macan Tamil agar menyerah tanpa syarat atau dibunuh.
"Mereka (Macan Tamil) harus mengizinkan warga sipil pergi dan kemudian menyerah tanpa syarat," kata Rajapaksa.
Militer telah mencapai serangkaian kemenangan, termasuk merebut kembali Kilinochchi, yang diklaim LTTE sebagai ibukota mereka, dan mengusir pemberontak tersebut dari Semenanjung Jaffna.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak LTTE meningkat sejak pemerintah secara resmi menarik diri dari gencatan senjata enam tahun pada Januari 2008.
Pembuktian independen mengenai klaim-klaim jumlah korban mustahil dilakukan karena pemerintah Kolombo melarang wartawan pergi ke zona-zona pertempuran.
Lebih dari 70.000 orang tewas dalam konflik separatis panjang di Sri Lanka itu sejak 1972.
Sekitar 15.000 pemberontak Tamil memerangi pemerintah Sri Lanka dalam konflik etnik itu dalam upaya mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.
Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Sri Lanka yang berjumlah 19,2 juta orang dan mereka terpusat di provinsi-provinsi utara dan timur yang dikuasai pemberontak.
Macan Tamil termasuk dalam daftar teroris yang dikeluarkan AS, Uni Eropa, Kanada dan India, antara lain karena kelompok gerilya itu melancarkan serangan-serangan bom bunuh diri selama perang saudara tersebut.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009