Kabul (ANTARA News/AFP) - Seorang prajurit pasukan pimpinan NATO di Afghanistan tewas Minggu setelah terluka akibat serangan musuh, demikian diumumkan militer.

"Seorang anggota Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) tewas setelah terluka akibat serangan musuh di Afghanistan selatan hari ini," kata militer dalam sebuah pernyataan tanpa penjelasan lebih lanjut.

ISAF tidak mengumumkan kewarganegaraan korban dan menyerahkan hal itu kepada negara tempat asal prajurit tersebut.

Lima prajurit ISAF, empat diantaranya orang Kanada, tewas dalam serangan-serangan bom di Afghanistan pada Jumat.

Sementara itu, Minggu, sebuah bom meledakkan sebuah kendaraan yang mengangkut pekerja ke daerah bergolak Afghanistan timur, menewaskan satu pekerja dan mencederai 11 lain.

Bom itu menyerang para pekerja sebuah perusahaan bangunan swasta ketika mereka berangkat ke tempat kerja mereka di provinsi Khost pada Minggu pagi, kata kepala kepolisian provinsi itu, Abdul Qayoom Baqizoi.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab, namun pemboman itu sama dengan serangan-serangan lain yang dituduhkan pada gerilyawan Taliban.

Kekerasan di Afghanistan mencapai tingkat tertinggi sejak invasi pimpinan AS pada akhir 2001. Sekitar 5.000 orang, termasuk lebih dari 2.000 warga sipil, tewas dalam pertempuran tahun lalu saja, menurut PBB.

Sekitar 70.000 prajurit asing di bawah komando NATO dan AS berada di Afghanistan sejak akhir 2001 untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka.

Pemerintah baru AS berencana mengirim 17.000 prajurit tambahan tahun ini untuk menstabilkan Afghanistan, yang dikhawatirkan sejumlah politikus dan analis Barat akan tergelincir ke dalam anarki.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh diantaranya militan berhasil kabur.

Semakin banyaknya prajurit asing yang tewas membuat sejumlah negara Barat enggan mengirim pasukan mereka ke daerah-daerah dimana kelompok dukungan Al-Qaeda itu beroperasi paling aktif.

Jumlah prajurit internasional yang tewas di Afghanistan tahun ini mencapai lebih dari 70, sebagian besar akibat serangan-serangan gerilya, menurut situs berita icasualties.org yang mencatat korban-korban di Afghanistan dan Irak.

Lebih dari 295 prajurit internasional tewas di Afghanistan tahun lalu dan tahun sebelumnya 230.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009