Seoul (ANTARA News/Yonhap-OANA) - Dua kapal perusak Amerika Serikat (AS) terus melakukan operasi-operasi di Laut Timur Korea, meskipun latihan militer bersama mereka telah berakhir. Bersama pasukan Korea Selatan, tampaknya mereka melakukan persiapan untuk mencegat rudal jarak jauh Korea Utara yang diperkirakan akan diluncurkan pada awal bulan depan, kata seorang pejabat Korea Selatan di Seoul, Ahad. Korea Utara mengatakan, pihaknya akan meluncurkan satelit komunikasinya pada 4-8 April, namun Amerika Serikat (AS) memperkirakan bahwa Pyongyang akan melakukan uji coba rudal balistik jarah jauhnya, dan mengancam siapapun yang mencegat penembakan rudal-rudalnya dari negara komunis tersebut. "Saya tahu dua kapal perusak itu termasuk USS John McCain, akan terus berada di Laut Timur untuk mempersiapkan sambutan terhadap peluncuran rudal Korea Utara itu," kata pejabat tersebut, yang meminta jatidirinya tidak disebutkan. USS John McCain adalah kapal perusak rudal klas Arleigh Burke, yang dilengkapi dengan sistem tempur Aegis yang bisa secara serentak menjejak lebih dari 100 target dari jarak 190 kilometer. Kapal perusak itu juga membawa sejumlah rudal multifungsi stardar-3 (SM-3), yang menjadi tulang punggung pertahanan rudal angkatan laut AS, atau sistem MD. Pyongyang memberitahukan kepada organisasi-organisasi penerbangan internasional, bahwa rencana peluncuran kini dalam upaya terakhir untuk melegitimasi apa yang mereka katakan, suatu peluncuran satelit. Dennis Blair, kepala Intelijen Nasional AS mengatakan, bahwa apakah Korea Utara meluncurkan rudal balistik jangka panjang atau satelit hanya perbedaan kecil, karena tidak ada perbedaan antara teknologi-teknologi yang digunakan untuk peluncuran baik rudal maupun satelit. Jenderal Victor Runart, komandan Pasukan Komando Utara AS dan Komando Pertahanan Wilayah Udara Amerika Utara, pekan lalu mengatakan bahwa AS berkemampuan baik untuk menembak jatuh apapun rudal balistik Korea Utara. Korea Utara mengatakan, suatu upaya untuk mencegat rudalnya akan mendapat konsekuensi serius, termasuk pecahnya perang. Washington saat ini mempunyai sekitar 27.000 tentara AS di Korea Selatan, namun tidak ada yang berkemampuan pertahanan rudal, namun Seoul menolak ikut ambil bagian dalam sistem MD tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009