Beijing (ANTARA News)- Sekitar 20 orang menyerbu satu kantor pemerintah di satu daerah etnik Tibet China barat laut setelah hilangnya seorang pria yang sedang diperiksa polisi atas tuduhan terlibat kegiatan pro kemerdekaan Tibet, kata media pemerintah, Minggu.

Kantor berita Xinhua memberitakan gedung itu "diserang" oleh massa Sabtu, yang "kemudian dibubarkan setelah penjelasan dari polisi," tetapi tidak merinci tentang alasan penyerangan itu.

Xinhua memberitakan massa itu telah" dibohongi oleh rumor-rumor" bahwa seorang lari dari kantor polisi di sebuah kota kecil Tibet di provinsi Qinghai , tetapi tidak menjelaskan secara khusus kenapa massa berkumpul di tempat itu.

Menurut kantor berita itu , pria bernama Zhaxi Sanngwu sedang diperiksa Jumat karena "terlibat kegiatan mendukung "kemerdekaan Tibet" dan melarikan diri dari sebuah kantor polisi , Sabtu.

Pria itu sejak itu menghilang setelah berenang menyeberang Sungai Kuning yang mengalir melalui kota itu , kata Xinhua yang mengutip pernyataan polisi dan seorang saksi mata.

Xinhua tidak merinci lebih jauh dan tidak jelas di mana insiden itu terjadi , walaupun Xinuha memberitakan itu terjadi di provinsi Golog. Di wilayah selatan Qingai yang banyak tinggal etnik Tibet.

Seorang polisi yang menjawab pesan telepon di kantor pemerintah kota Lajia di Golog menolak memberikan komentar , tetapi mengatakan polisi telah dikirim ke kota itu untuk melakukan "penyelidikan" dan menambahkan itu adalah "rahasia."

Tetapi tetap tidak jelas apakah Lajia adalah lokasi protes atau tempat di dari pria itu lari.

Pihak berwenang Chia telah melakukan satu tindakan keras keamanan secara besar-besaran dalam pekan-pekan belakangan ini untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusuhan ketika warga Tibet memperingati ulang tahun ke-53 satu pemberontakan yang gagal terhadap kekuasaan China di wilayah pegunungan itu 10 Maret.

Pemberontakan itu menyebabkan pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama lari ke luar wilayah itu.

China menuduh Dalai Lama mengusahakan kemerdekaan bagi kampung halamannya itu dan menghukum berat siapapun yang diduga mendukung kemerdekaan bagi wilayah Himalaya itu.

Tetapi Dalai Lama membantah tuduhan ini dan mengatakan ia hanya mendukung otonomi yang bermakna atas wilayah tiu.

Insiden itu terjadi hanya sekitar satu mingu setelah ulang tahun pertama kerusuhan di ibukota Tibet, Lhasa yang dimulai 14 Maret tahun laau dan menyebar ke daerah-daerah lain di China yang dihuni para waga Tibet termasuk Qinghai.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009