Pengambilan sampel itu juga didampingi Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dan ahli Geologi. "Untuk sementara kami akan mengumpulkan data terlebih dahulu untuk diteliti di dalam laboratorium," kata tim BP Migas, Yonathan, saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Jatim.
Untuk kesimpulan sementara, kandungan yang terdapat pada cairan itu adalah Hidrokarbon (gas dan minyak), namun untuk memastikan minyak atau bukan tentunya masih harus menunggu hasil laboratorium.
"Untuk memastikan hasilnya, kami harus menunggu hasil laboratorium sekitar dua pekan lagi," katanya.
Sementara itu, Humas BPLS, Ahmad Zulkarnain mengatakan, belum bisa melakukan langkah konkret yang akan dilakukan BPLS. "Untuk sementara ini, kami masih menunggu hasil penelitian yang dilakukan BP Migas," katanya.
Bila kandungan minyak di dalam cairan itu ditemukan, katanya, pihaknya akan melaporkan kepada dewan pengarah lumpur Lapindo di Jakarta.
Sebelumnya, dugaan minyak mentah berwarna hitam mengkilap keluar dari dalam perut bumi di area pusat semburan. Fenomena itu muncul sejak 19 Maret lalu dan hingga kini masih terus mengalir bersama lumpur yang menyembur/meluap.
BPLS mencatat dalam tiga tahun terakhir, minyak serupa muncul sudah dua kali. Posisinya minyak mentah berada diatas lumpur panas yang mengalir keluar dari pusat semburan.
"Kalau melihat dari dekat tanggul utama, akan kelihatan cairan hitam yang tidak menyatu dengan lumpur itu," kata Zulkarnain.
Namun, ia mengaku tidak tahu debit minyak yang keluar mengiringi lumpur panas itu. "Jumlah debit minyak mentah yang keluar dalam setiap harinya, saya tidak tahu," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009