Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat masih berunding bagi pembebasan dua wartawan Amerika yang ditahan di Korea Utara. kata departemen luar negeri di Washington Jum'at seperti dilaporkan kantor berita Yonhap.
Namun demikian, jurubicara deplu Robert Wood tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai upaya itu, merujuk pada kepekaan masalah yang melibatkan Korea Utara tersebut, mengingat AS tidak mempunyai hubungan diplomatik di tengah perselisihan berkaitan dengan perundingan perlucutan nuklir, dan ancaman-ancaman peluncuran rudal.
"Apa yang bisa saya katakan kepada anda adalah bahwa kami sedang bekerja melalui saluran diplomatik untuk berusaha memecahkan masalah ini," kata Wood.
"Menlu Hillary Clinton mengusahakan persoalan ini sampai sekarang. Menurut pandangan kami, berdasarkan keadaan, sebaiknya kami mengekang memberikan penjelasan mengenai masalah ini, demi kebaikan pihak-pihak yang berkaitan. Ini adalah masalah sensitif dan saya mulai sekarang harus bertindak seperti itu."
Dua wartawan dari Current TV, satu laman Internet Amerika, ditangkap oleh tentara Korea Utara di Sungai Tumen di perbatasan China, pada saat mereka sedang memfilmkan sisi Korea Utara pada awal pekan ini.
Perundingan-perundingan telah dilakukan melalui kedutaan Swedia di Pyongyang, yang menangani urusan konsuler yang melibatkan warga Amerika, karena Washington tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Pyongyang.
Woord Kamis mengatakan, bahwa Washington juga berunding dengan China agar membantu pembebasan para wartawan itu. China mempunyai hubungan dekat dengan rezim tersebut, sebagai sekutu setia komunis dan pemberi bantuan terbesar.
"Apa yang akan saya katakan adalah bahwa ada banyak diplomasi yang sedang dilakukan," katanya menambahkan.
"Ada sejumlah kontak telah dilakukan. Namun kurang menjelaskan bagaimana masalah ini sekarang, kami berpikir yang terbaik," ujarnya.
Dalam penahanan sebelumnya terhadap warga Amerika oleh Korea Utara, anggota Kongres AS Bill Richardson melakukan perundingan dengan Korea Utara bagi pembebasan Evan Hunziker, yang ditahan tiga bulan karena tuduhan melakukan mata-mata setelah kedapatan berenang di Sungai Yalu pada 1996.
Pada 1994, Richardson membantu perundingan bagi pembebasan seorang pilot AS, yang helikopter militernya ditembak jatuh setelah tersesat ke Korea Utara.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009