Kota Vatikan (ANTARA) - Ibadah "Pekan Suci" dan Paskah yang dipimpin oleh Paus Fransiskus akan digelar tanpa kehadiran jemaat demi mencegah penyebaran jenis baru virus corona (COVID-19), demikian keterangan dari sejumlah sumber.

Umumnya, dua ibadah tersebut dihadiri oleh puluhan ribu orang. Kebijakan itu pun menjadi yang pertama kali dilakukan oleh otoritas di Vatikan.

Sampai saat ini, belum jelas sejauh mana dampak COVID-19 terhadap penyelenggaraan dua ibadah tersebut. Sejumlah sumber mengatakan otoritas terkait masih mempelajari langkah yang aman untuk menyatukan jemaat dalam ruangan tertutup, termasuk di antaranya di St. Peter's Basilica dan Sistine Chapel. Nantinya, jemaat yang diperbolehkan hadir hanya perwakilan dari kelompok-kelompok masyarakat dan keagamaan.

Merujuk pada laman resmi otoritas di Vatikan, misa akan berlangsung tanpa jemaat dan hanya dapat diakses lewat siaran langsung via televisi dan Internet. Aturan itu akan berlangsung sampai Hari Paskah pada 12 April. Pembatasan pertemuan antara paus dengan jemaat sebelumnya hanya dibuat sampai 18 Maret.

Baca juga: Paus Fransiskus dilaporkan negatif virus corona

Rangkaian ibadah satu minggu pada Pekan Suci, yang diawali Minggu Palma dan diakhiri dengan Hari Paskah, merupakan hari raya umat Katolik Roma yang memiliki 1,3 miliar anggota jemaat.

Ibadah misa untuk Minggu Palma, untuk memperingati masuknya Yesus ke Yerusalem, umumnya berlangsung di St. Peter's Square. Gereja itu biasanya dihias dengan pohon-pohon zaitun, sementara jemaat yang hadir membawa ranting pohon palem.

Di samping St. Peter's Square, prosesi Yesus disalib pada Jumat Agung biasanya digelar di sekitar kompleks Colosseum, Roma.

Puncaknya pada Hari Paskah, Paus Fransiskus akan menghadiri misa "Urbi et Orbi" yang digelar dua kali tiap tahunnya. Paus akan menyampaikan pesan-pesan Paskah di balkon St. Peter's Square.

Baca juga: Paus Fransiskus tidak ikuti "retreat spiritual" prapaskah karena flu

Otoritas di Belanda biasanya mengirim puluhan ribu bunga untuk menghias altar paus dan seluruh alun-alun di Vatikan. Namun, Duta Besar Belanda untuk Vatikan, Caroline Weijers pada minggu lalu mengatakan untuk perayaan tahun ini negara itu tidak akan mengirim bunga.

Italia telah menjalani isolasi selama satu minggu karena negara itu terdampak cukup parah oleh pandemi COVID-19 dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Korban meninggal dunia akibat COVID-19 di Italia bertambah jadi 1.441 jiwa per Sabtu (14/3). Jumlah pasien positif COVID-19 pun naik dari 17.660 jadi 21.157 orang.

Kegiatan kepausan dan aktivitas pemerintahan di Vatikan, negara-kota berdaulat yang dikelilingi Roma, terpaksa berubah karena pandemi COVID-19. Para uskup Katolik di seluruh dunia masih membahas cara terbaik menghadapi pandemi di lingkungan gereja, serta pesan seperti apa yang harus disampaikan ke jemaat.

Sebagaimana tempat lainnya, misa di Italia juga diliburkan sementara demi menghindari kumpulan massa. Para uskup ke para jemaat menyampaikan mereka tidak wajib menghadiri ibadah misa pada Minggu dan hari-hari suci.

Para uskup juga mendesak jemaat untuk mengikuti misa melalui tayangan langsung dari televisi dan Internet.

Sumber: Reuters

Baca juga: Korban meninggal akibat corona di Italia mencapai 1.441

Baca juga: Italia tutup restoran, bar, dan salon cegah meluasnya pandemik corona


Kala Corona singgah hingga ke Tanah Suci

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020