Kabul, (ANTARA News) - Iran, Afghanistan dan Tajikistan, Jumat, diAfghanistan menyepakati aksi tegas guna memerangi terorisme dan narkotika, seperti dilaporkan kantor berita IRNA.

 Dalam pernyataan 24 pasal, Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Manouchehr Mottaki, Menlu Afghanistan Rangin Dadfar Espanta dan Menlu Tajikistan Hamrah Khan Zarifi, menyerukan operasi gabungan guna memernagi kejahatan terorganisir baik di tingkat regional maupun internasional.

Pernyataan itu juga membahas pembangunan jalur kereta, yang membentang dari Sangan di Iran sampai Herat di Afghanistan dan Pelabuhan Shirkhan di Dushanbe, Tajikistan. Jalur kereta tersebut sangat penting bagi kerja sama regional.

Ketiga pihak juga membahas penanaman modal dalam negeri dan luar negeri dalam proyek pembangunan rel kereta di wilayah tersebut.

Mereka juga mendesak pembangunan pusat pelatihan guru dan pelatihan tenik serta keterampilan bersama, lembaga penanaman modal, stasiun TV bersama, dan menyambut baik kerja sama telekomunikasi dan pertambangan, pertanian, angkutan, energi, kesehatan, pendidikan, perdagangan dan ekonomi tiga pihak.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, pertemuan tiga pihak selanjutnya di tingkat menteri luar negeri akan diselenggarakan di Teheran pada musim semi mendatang.

Mottaki, yang memimpin delegasi pejabat tinggi, tiba di Mazar-i-Sharif, ibukota Provinsi Balkh di bagian utara Afghanistan, pada Jumat.

Selama dua hari berada di negara itu, Mottaki bersama timpalanya dari Tajikistan dan Afghanistan dijadwalkan mengikuti satu upacara, yang direncakan diselenggarakan di Mazar-i-Sharif saat festival tradisional Nowruz.

Setibanya di Bandar Udara Mazar-i-Sharif, Mottaki dan rombongannya disambut oleh para pejabat lokal di Provinsi Balkh.

Pertemuan tiga pihak, peresmian proyek sipil, pembukaan perpustakaan Ferdowsi, taklimat dan kunjungan pemeriksaan ke satu daerah budaya termasuk di antara program utama menteri luar negeri Iran, Afghanistan dan Tajikistan tersebut.

Gubernur Balkh Atta Mohammad Nour dijadwalkan bertemu dan mengadakan pembicaraan dengan Mottaki, Jumat waktu setempat.(*)
   

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009