AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman April, turun 55 sen dari penutupan Kamis menjadi berakhir pekan ini pada 51,06 dolar AS per barel.
Kontrak New York membumbung pada Kamis hingga mencapai 52,25 dolar AS -- levwel tertinggi sejak 28 November -- setelah menembus 50 untuk pertama kalinya dalam empat bulan.
Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Mei naik 55 sen menjadi 51,22 dolar AS.
Harga minyak dan komoditas lainnya telah mendapatkan dorongan utama pada Kamis, setelah Federal Reserve mengungkapkan rencana untuk menyuntikkan 1,15 triliun dolar AS ke dalam sistem finansial ekonomi terbesar dunia dan negara konsumen energi terbesar.
Mace Blicksilver dari Marblehead Asset Management mengatakan ambil untung pada Jumat menekan harga turun.
"Tetapi pekan depan menjadi kritis, kami berada dalam periode akhir kuartal, apa yang anda ingin lihat disana adalah para pembeli," kata dia.
Andy Lipow dari Lipow Oil Associates mengatakan bahwa secara keseluruhan pasar masih menwemaskan tentang menggelembungnya defisit anggaran AS dan kekhawaturan bahwa the Fed telah mencetak banyak uang untuk membeli obligasi, yang dapat memicu inflasi dan mengurangi dolar AS.
Persepsinya adalah bahwa "bukan hanya minyak, tapi seluruh komoditas sedang bergerak naik sebagai sebuah pelindung inflasi," kata Lipow.
Sebuah kecenderungan pelemahan greenback memicu harga minyak, karena membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih murah untuk para pembeli yang menggunakan mata uang menguat.
Bank sentral AS, Rabu mengatakan akan membeli hingga 300 miliar dolar AS obligasi negara dalam enam bulan mendatang "untuk membantu memperbaiki kondisi pasar kredit swasta."
The Fed juga mengatakan pihaknya akan mimicu pembelian sekuritas berbasis "mortgage" sebesar 750 miliar dolar AS membawa total menjadi 1,25 triliun dolar AS tahun ini, dan membeli 100 miliar dolar AS surat utang badan federal lainnya, sebagai bagian dari upaya menyeluruh untuk menghidupkan kembali ekonomi yang jatuh.
Harga minyak mentah dan produk sulingan pada Kamis, mengalami rally kuat sebagai sebuah "ekspresi kuat para investor di tengah kekhawatiran terhuyungnya dolar dan momok meningkatnya inflasi ketika ekonomi mulai pulih," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.
Pada awal pekan, harga twelah jatuh akibat kekecewaan terhadap keputusan OPEC untuk mempertahankan level produksinya di tengah meluasnya resesi global, kata para dealer.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Minggu di Wina, memilih untuk mempertahankan kuota produksi negara anggotanya tak berubah -- dan menyalahkan pelambatan ekonomi global untuk keputusannya.
Ke 12 negara anggota kartel menjelaskan pihaknya ingin berkonsentrasi pada penurunan kuota yang telah diputuskan pada bulan terakhir 2008, yang merepresentasikan gabungan 4,2 juta barel per hari sejak September.
OPEC mimilih untuk menunda setiap keputusannya dan menyerukan sebuah pertemuan luar biasa untuk 28 Mei, ketika para menteri akan menilai kembali situasi pasar.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009