Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR dari fraksi PAN Nurhadi Musawir berpendapat pendidikan politik secara dini kepada anak-anak bisa dilakukan dengan cara mengajak mereka aktif terlibat dalam berbagai aktivitas politik semisal turut berkampanye. "Jika anak-anak ikut berkampanye dengan orang tuanya, itu sebenarnya termasuk sebagai bagian pendidikan politik sedini mungkin bagi mereka," ujarnya saat berbicara dalam acara dialektika demokrasi di ruang wartawan DPR Jakarta, Jumat. Menurut Nurhadi yang juga caleg PAN dari Dapil Sulteng itu, dirinya juga telah dikenalkan kedalam dunia politik oleh keluarganya sejak usia yang sangat belia, yakni tiga tahun, dengan pengenalan terhadap lambang-lambang parpol yang sudah ada pada saat itu. Dikemukakannya, bahwa apabila masyarakat sudah dikenalkan dengan dunia politik sejak mereka berusia dini, maka diharapkan pula terjadi perbaikan atas kualitas perpolitikan bangsa ini dimasa-masa mendatang. Oleh karena itu, Nurhadi tidak sepakat apabila ada pandangan atau bahkan ketentuan yang menetapkan bahwa pelibatan seseorang dalam dunia politik tersebut baru bisa dilakukan setelah mencapai batas usia tertentu. "Jangan sampai hak-hak berpolitik rakyat itu dibatasi demikian," ujarnya seraya menegaskan kembali bahwa pengenalan politik di masyarakat itu sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Sementara itu mengenai wacana penundaan pemilu setelah muncul banyak tekanan terhadap daftar pemilih tetap (DPT) yang terindikasi penuh kecurangan, Nurhadi berpendapat, penundaan pemilu justru membuat segala sesuatunya menjadi semakin tidak pasti. Selain itu, penundaan pemilu juga berdampak pada pemborosan anggaran negara serta menyedot energi politik masyarakat semakin besar lagi. "Jadi kita tidak ingin pemilu ini tertunda," ujarnya. Namun demikian, dia menambahkan, berbagai indikasi kecurangan itu harus segera diperbaiki dan KPU serta masyarakat luas diimbau proaktif mengawasi pemilu itu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009