Bogor (ANTARA News) - Sebuah tim lintasdepartemen bersama LSM seperti organisasi relawan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia usai Pemilu legislatif akan berangkat ke Jalur Gaza Palestina untuk mengumpulkan data mengenai kebutuhan rakyat Palestina yang bisa dibantu Indonesia. "Intinya, pertemuan lintasdepartemen bersama unsur nonpemerintah menyepakati dibentuknya semacam tim `fact finding` untuk kebutuhan utama yang bisa dibantu Indonesia untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad saat menghubungi ANTARA di Bogor, Jumat petang. Sarbini bersama anggota Presidium MER-C lainnya yakni dr Joserizal Jurnalis SpOT mengikuti pertemuan di Kantor Menko Kesra sejak pukul 16.00 WIB hingga 17.00 WIB membahas masalah tersebut. Pertemuan dihadiri sejumlah pejabat dari Kantor Menko Kesra, Departemen Kesehatan (Depkes), Departemen Pekerjaan Umum (DPU), MER-C Indonesia, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan lainnya. Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indroyono Soesilo, di Jakarta, Selasa (10/3) menyatakan bahwa pemerintah segera membentuk tim teknis dimaksud. "Hasil konferensi Mesir sudah dilaporkan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, red). Pekan ini akan ada pertemuan untuk membahas masalah itu sekaligus membentuk tim teknis. Tim ini akan berangkat ke Gaza untuk memetakan kebutuhan bantuan," katanya. Menurut dia, anggota tim teknis tersebut antara lain akan terdiri atas perwakilan Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat,Depkes, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), DPU, MER-C danBadan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias. Ia menjelaskan, dalam Konferensi Internasional Rekonstruksi Gaza di Sharm El Sheikh, Mesir, pada 2 Maret 2009, pemerintah Indonesia menawarkan tiga jenis bantuan. Bantuan yang ditawarkan, katanya, antara lain meliputi pembangunan infrastruktur untuk pendidikan dan kesehatan serta program peningkatan kapasitas bagi seribu warga Palestina. Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, kata dia, juga menawarkan bantuan teknis dan asistensi dalam proses rekonstruksi dan rehabilitasi berdasarkan pengalaman Indonesia ketika membenahiwilayah Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias yang porak-poranda akibattsunami pada bulan Desember tahun 2004. Pemerintah Indonesia, kata dia, dalam hal ini menyarankan pembentukan lembaga khusus semacam BRR Aceh-Nias di Palestina untuk mengelola seluruh kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah Jalur Gaza yang rusak berat akibat serangan militer Israel selama 27 Desember 2008 sampai dengan 18 Januari 2009. "Karena menurut pengalaman, sebesar apa pun dana yang tersedia tidak akan efektif dan efisien penggunaannya kalau tidak ada lembaga khusus yang mengelola penggunaannya secara profesional," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009