Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan hingga kini belum menentukan induk perusahaan (holding) BUMN yang bergerak di bidang investasi, perusahaan perbankan, jasa pembiayaan, dan asuransi.
"Belum ditentukan induknya. Tetapi, PT Danareksa (Persero) baru menjadi satu opsi dari sejumlah pilihan yang ada," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil, di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham BUMN masih dalam tahap membuat perumusan untuk selanjutnya diputuskan siapa yang menjadi induk perusahaan.
"Kemungkinan penunjukan Danareksa sebagai lead holding baru merupakan satu di antara banyak pilihan yang akan diambil kementerian," katanya.
Menurutnya, pihaknya akan melihat plus dan minusnya semua pilihan. "Pokoknya kami akan jajaki yang paling baik, mudah, dan fleksibel untuk mencapai sasaran (pembentukan holding--red)," tegasnya.
Ia menambahkan, holding perusahaan investasi dan jasa keuangan juga merupakan bagian dari kewajiban dan implementasi kebijakan single presence policy (kebijakan pemegang saham tunggal) yang ditetapkan Bank Indonesia.
Pembentukan induk usaha BUMN saat ini merupakan bagian dari rencana Kementerian BUMN untuk menyehatkan perusahaan.
Selain BUMN bidang investasi, saat ini pembentukan holding BUMN lainnya hampir rampung yaitu BUMN Pupuk yang berubah nama menjadi PT Agro Kimia Nusantara, BUMN Semen dengan nama PT Semen Indonesia, dan BUMN Perkebunan yang menggabungkan 14 PTPN menjadi holding PT Perkebunan Indonesia, BUMN Farmasi. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009