Peshawar, Pakistan, (ANTARA News) - Tiga orang tewas Kamis malam ketika kelompok gerilyawan menembakkan roket-roket yang menghantam satu kota di daerah semi-otonomi suku Khyber di Pakistan, kata pejabat keamanan.
Tiga roket tersebut ditargetkan kepada satu kamp Satuan Paramiliter Perbatasan dan melukai seorang tentara, kata pejabat itu, yang tak bersedia disebut jatidirinya.
Dua tembakan mortir lainnya menghantam kota besar Khyber Landi Kotal, menewaskan tiga warga sipil dan melukai 18 orang lainnya, kata seorang pejabat keamanan, namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Para gerilyawan di daerah sabuk suku telah meningkatkan serangan-serangan yang luar biasa pada beberapa bulan belakangan, dengan target kepada gudang-gudang pasokan NATO di luar Peshawar, membakar ratusan kendaraan dan kontainer-kontainer milik pasukan-pasukan asing di Afghanistan.
Daerah Khyber, Pakistan, yang keruh adalah rute penting bagi truk-truk yang membawa pasokan ke pasukan NATO di dekat Afghanistan.
Wilayah itu dipandang sebagai pusat pertahanan Taliban dan gerilyawan-gerilyawan yang berkaitan dengan Al Qaidah, dan sebagai tempat yang aman setelah serangan yang dipimpin Amerika Serikat pada 2001, yang menumbangkan rezim Taliban di Kabul.
Serangan roket tersebut terjadi pada saat gerilyawan Taliban membom satu saluran listrik di Peshawar - pintu gerbang ke wilayah sabuk suku itu - dan menghancurkan satu stasiun kecil Kamis, yang menyebabkan lebih dari separoh kota Pakistan barat laut itu mengalami kegelapan, kata para pejabat.
Para gerilyawan menanam empat buah bom di dekat tiang-tiang listrik tak jauh dari daerah Jaba Mill, dan meledakkan mereka dengan remot kontrol, kata Shaukat Afzal, seorang jurubicara perusahaan pemasok listrik dan air milik negara kepada AFP.
Di sekitar daerah itu menjadi gelap setelah empat ledakan besar menggema di seluruh kota.
Tak ada satupun pihak yang mengaku bertanggungjawab atas terjadinya ledakan-ledakan itu, namun para pejabat menuding `para penjahat`, sebutan yang mereka gunakan untuk gerilyawan Taliban, yang menyerang pos-pos polisi dan keamanan, serta instalasi-instalasi pemerintah.
"Para bajingan itu membom satu saluran transmisi listrik 500 kilovolt di jalan Dala Zak, di luar kota Peshawar," kata pejabat polisi, Anwar Shah.
Para gerilyawan sebelumnya juga melancarkan satu serangan serupa terhadap empat tiang listrik di Urmur, di luar kota Peshawar sebelum terbit fajar, kata Afzal kepada AFP.
Ledakan itu merusak stasiun jaringan listrik dan menyebabkan separoh bagian kota tanpa listrik, katanya.
"Kami telah membuat rencana alternatif untuk memulihkan pasokan listrik, namun untuk memperbaiki saluran transmisi utama paling tidak memerlukan lima hari," kata Afzal.
Serangan-serangan yang terjadi Kamis menyebabkan kelangkaan energi di Pakistan, terutama untuk alat-alat penyejuk udara di musim panas.
Para pejabat mengatakan, pembangkit listrik mengalami kemerosotan hingga 25 persen dari permintaan. Kegagalan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar listrik acapkali memicu terjadinya kerusuhan-kerusuhan dan gangguan sipil.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009