New York (ANTARA News) - Wall Street mundur kembali pada Kamis waktu setempat, karena antusiame pasar memudar menyusul sebuah keputusan Federal Reserve sehari sebelumnya untuk memompakan triliunan dolar AS lainnya ke dalam sistem finansial, untuk menyulut ekonomi bangkit kembali, kata para dealer.

AFP melaporkan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 85,78 poin, atau 1,15 persen, menjadi berakhir pada 7.400,80, menyusul kenaikan enam kali dari tujuh sesi sebelumnya.

Indeks komposit saham teknologi dominan, Nasdaq, merosot 7,74 poin, atau 0,52 persen menjadi 1.483,48 dan indeks Standard & Poor`s 500 menyusut 10,31 poin, atau 1,30 persen, menjadi 784,04.

Wall Street telah mengalami "rally" (kenaikan panjang) pada Rabu, diikuti pasar Eropa dengan kenaikan mantap pada Kamis, setelah Fed secara mengejutkan mengumumkan pembelian hingga 300 miliar dolar AS obligasi negara (T-Bonds) dan tambahan 850 miliar dolar AS dalam utang lainnya sebagai upaya menurunkan biaya pinjaman dan menyalakan kembali ekonomi yang hampir mati.

Tetapi, Sara Kline dari Economy.com mengatakan sentimen menjadi sedikit masam, karena para pelaku pasar melihat aksi the Fed sebagai sebuah sinyal dari dalamnya masalah ekonomi.

"Pasar ekuitas menyerahkan beberapa dari antusiasme sehari sebelumnya karena mereka mencerna detil dari rencana pengurangan kuantitatif baru dari Federal Reserve," kata dia, menambahkan bahwa "berita ekonomi suramn," menekan sentimen pasar.

Patrick O`Hare dari Briefing.com mengatakan aksi the Fed memperoleh dukungan positif pada awal dari pasar saham, namun gerakan itu tidak akan cepat memperbaiki kemerosotan ekonomi AS.

"Suku bunga rendah akan menjadi sebuah konsekuensi dari aksi the Fed. Meskipun, potensi akibat itu tidak diharapkan, hal itu menciptakan kekhawatiran ketika menatap prospek jangka panjang," kata dia.

"The Fed mempunyai sebuah risiko tinggi inflasi dari menggelembungnya pasar obligasi negara dan penyalaan inflasi itu sendiri. The Fwed telah membuat pekerjaan dari pengelolaan kebijakan moneter menjadi lebih sulit, ketika ekonomi menunjukkan kesan kami sedang bangkit dari krisis keuangan dan resesi."

Di bidang ekonomi, laporan-laporan melemah namun sejalan dengan ekspektasi.

Departemen Tenaga Kerja melaporkan 646.000 klaim pengangguran baru pada pekan yang berakhir 14 Marwet, turun dari pekan sebelumnya 658.000 jumlah yang direvisi naik 4.000.

Lembaga riset swasta Conference Board mengatakan, indeks dari indikator-indikator ekonomi terkemuka turun 0,4 persen setelah naik 0,1 persen pada Januari dan turun 0,1 persen pada Desember.

Fred Dickson dari DA Davidson mengatakan pasar mencerna kenaikan hingga 20 persen dari posisi terendah awal bulan ini, membuat peluang untuk terus rally.

"Pada beberapa poin, kami tidak akan terkejut melihat antiusiasme pasar cepat berbalik ke dalam pesimisme, karena terus mengalirnya berita ekonomi buruk yang sebagian besar mungkin diterjemahkan ke dalam beberpa keraguan terhadap laporan laba korporasi kuartal pertama," kata dia.

Di antara saham-saham dalam fokus, Citigroup turun 15,58 persen menjadi 2,60 dolar AS, menyusul berita pihaknya berencan melakukan pemecahan nilai saham dan akan meneruskannya dengan menawarkan penerbitkan saham biasa di bursa untuk saham preferen milik pemerintah AS dan lainnya.

Saham lainnya di sektor finansial, Bank of America turun 9,65 persen menjadi 6,93 dolar AS, sementara JPMorgan Chase merosot 7,97 persen menjadi 24,95 dolar AS.

Pasar obligasi turun setelah menguat pada sesi sebelumnya terbantu oleh pengumumna pembelian obligasi negara oleh the Fed.

Imbal hasil (yield) obligasi negara AS berjangka 10-tahun naik menjadi 2,597 persen dari 2,533 persen, menyusul penurunan besar setengah poin pada Rabu. Yield obligasi negara berjangka 30-tahun naik menjadi 3,612 persen dari 3,572 persen. Harga dan yield obligasi bergwerak dalam arah berlawanan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009