Tadi saya sudah mencoba menggunakan QRIS dan memang sangat mudah

Cilacap (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto menyosialisasikan penggunaan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) kepada masyarakat di arena Car Free Day (CFD), Alun-Alun Cilacap, Jawa Tengah, Minggu.

Kegiatan yang menjadi puncak Pekan QRIS Nasional di wilayah kerja KPw BI Purwokerto itu juga diisi dengan sosialisasi pencegahan penularan COVID-19 yang disampaikan oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap.

Baca juga: Puncak Pekan QRIS Nasional di Pontianak dibatalkan dampak COVID-19

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji yang didampingi Kepala KPw BI Purwokerto Samsun Hadi dan sejumlah pimpinan perbankan berkesempatan menyalurkan infak untuk Masjid Agung Darussalam dengan menggunakan QRIS.

Saat ditemui wartawan, Bupati Cilacap menyambut baik kehadiran QRIS karena mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi nontunai.

Bahkan, kata dia, masyarakat masih bisa bertransaksi meskipun kehilangan dompet berisi uang asalkan telepon pintarnya yang terdapat aplikasi pembayaran nontunai tidak hilang.

Baca juga: BI Malang dorong UMKM Taman Nasional Bromo Tengger Semeru gunakan QRIS

"Artinya, memudahkan masyarakat untuk pembayaran di mana saja. Tadi saya sudah mencoba menggunakan QRIS dan memang sangat mudah," katanya.

Sementara itu, Kepala KPw BI Purwokerto Samsun Hadi mengatakan QRIS merupakan salah satu alternatif pembayaran yang sedang tren saat sekarang.

Dengan perkembangan digital dan teknologi saat ini, kata dia, makin memudahkan orang dalam melakukan transaksi.

"Dengan menggunakan HP (telepon pintar, red.) saja kita bisa melakukan transaksi karena hampir semua orang sudah punya HP. Itu sebagai salah satu kelebihannya," katanya.

Ia mengatakan dengan menggunakan QRIS, masyarakat tidak direpotkan dengan uang pecahan kecil serta tidak perlu takut ada uang palsu maupun uang lusuh ketika bertransaksi.

Bahkan, kata dia, QRIS relatif lebih aman jika dibandingkan dengan alat pembayaran lainnya, baik secara tunai maupun menggunakan uang elektronik (e-money) karena selain dilengkapi dengan kode rahasia, masyarakat juga tidak perlu memegang uang kartal lagi.

"Yang jelas, (dengan QRIS) kita tidak perlu pegang duit lagi. Duit kan kadang-kadang kotor, rusak, dan ada virus segala macam sehingga aman," katanya.

Selain untuk transaksi dalam perdagangan, kata dia, QRIS juga bisa digunakan oleh tempat-tempat ibadah untuk menerima donasi dari masyarakat.

Baca juga: Bank Indonesia: QRIS alternatif pembayaran kekinian

"Masyarakat yang akan memberikan donasi untuk tempat ibadah, bisa melakukannya dari mana saja dengan menggunakan QRIS tanpa harus berkunjung ke tempat ibadah tersebut," jelasnya.

Samsun mengatakan hingga saat ini di wilayah kerja KPw BI Purwokerto yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara sudah ada sekitar 20.000 pengguna QRIS sebagai QR Code dalam bertransaksi dengan konsumen atau masyarakat.

Salah seorang pedagang makanan, Dewi mengaku tertarik menggunakan QRIS untuk melayani transaksi dengan pelanggannya karena dinilai lebih aman dan mudah.

"Saya baru menggunakan QRIS dan ternyata memang mudah penggunaannya. Selain itu lebih aman karena bisa terhindar dari uang palsu, dan kita juga tidak direpotkan untuk menyediakan uang kembalian," katanya.

Baca juga: Wali Kota Kediri dorong pedagang manfaatkan QRIS untuk transaksi

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020