Gresik (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik terpaksa mendistribusikan sendiri kebutuhan logistik, akibat gagalnya pelaksanaan tender pendistribusian logistik Pemilu anggota Legislatif 2009 di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Kepala Sub Bagian Umum, dan Logistik KPU Gresik, Akhmad Fahrudin, Jumat mengatakan, gagalnya pelaksanaan tender, setelah tiga peserta tender pendistribusian logistik Pemilu tidak lolos adminitrasi.
"KPU Gresik terpaksa mendistribusikan logistik dengan sistem swakelola. Pendistribusian logistik ini menjadi solusi terakhir karena pelaksanaan pemilu terbilang mepet untuk re-tender,"katanya.
Pengumuman tender, kata Fahrudin dibuka sejak (6/3), lima hari berikutnya, (11/3) keluar berita acara yang menyatakan para peserta tender gagal seleksi adminitrasi dikarenakan surat penawarannya tidak sesuai dengan dokumen pengadaan.
"Semestinya,(12/3) langsung digelar re-tender, namun karena pelaksanaan pemilu sudah mepet, logistik terpaksa didistribusikan dengan sistem swakelola. Waktu untuk menggelar re-tender tidak dimungkinkan, membutuhkan 18 hari kerja sejak pengumuman re-tender, hingga mulai pelaksanaan pendistibusian," katanya.
Menurut Fahrudin, berdasakan Keppres 80 Tahun 2003, tentang pedoman pelaksaaan pengadaan barang atau jasa, khususnya pasal 39 dan lampiran I bab III, pendistribusian perlengkapan pemungutan suara, dan kelengkapan TPS pemilu 2009 dapat dilaksanakan dengan metode pelelangan (tender) atau swakelola.
Dari segi efesiensi dana dan waktu, kata Fahruddin, sistem swakelola jauh lebih irit ketimbang pelelangan. Jumlah dana yang dihabiskan melalui swakelola hanya 35 persen dari dana tender.
Biasanya, dana yang dihabiskan melalui tender sebesar Rp335 juta, namun melalui swakelola hanya membutuhkan Rp120 juta.
Sedangkan, waktu pendistribusian melalui tender biasanya membutuhkan waktu 10 hari.
"Jadi total waktu mulai pembukaan pengumuman tender, hingga tuntasnya pengiriman logistik, melalui pelelangan membutuhkan waktu 28 hari. Sedangkan sistem swakelola hanya membutuhkan lima hari saja,"katanya.
Rabu (18/3) kemarin, pendistribusian logistik telah dilaksanakan di Kecamatan Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Menganti, Tambak, dan Sangkapura.
Pendistribuian Kamis (19/3) hari ini, untuk Kecamatan Cerme, Benjeng, dan Balongpanggang.
Jumat (20/3) besok, logistik bakal dikirimkan untuk Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, dan Kebomas. Sabtu (21/3), untuk Kecamatan Panceng, Ujungpangkah, dan Dukun.
Dan hari terakhir, Minggu (23/3) untuk Kecamatan Sidayu, Bungah, dan Manyar.
Melalui swakelola, logistik tuntas dikirim hingga 23 Maret, namun jika tender tidak gagal, sekitar 2 April logistik baru selesai didistribusikan, kata Fahrudin menjelaskan.
Sementara itu, pendistrbusian logistik ke Pulau Bawean, yakni Kecamatan Tambak dan Sangkapura terbilang rumit, harus melalui beberapa kali bongkar pasang.
Logistik dinaikkan ke KMP Dharma Kartika Rabu (18/3) malam, sedangkan keberangkatkan kapal ke Bawean baru hari ini (19/3).
Barang yang dikirim meliputi kotak suara sebanyak 8.880 buah, bilik suara juga 8.880 buah, jumlah surat suara DPR, DPD, DPRD ditambah cadangan 2 persen, totalnya 4.463.724 lembar, tinta 4.440 botol, segel 84.360 lembar.
Selain itu, juga didistribusikan amplop V.S.4, DCT (DPR RI dan DPC), dan tanda pengenal, serta perlengkapan TPS yang terdiri dari bolpoint merah dan biru, spidol besar dan kecil, karet, kantong plastik, lem, dan benang atau tali.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009