Pemeriksaan suhu tubuh hingga olahraga menjaga kebugaran fisik, merupakan rutinitas harian Arif dan kawan-kawan
Jakarta (ANTARA) - “Liburan di Pulau Sebaru Kecil”. Potongan keterangan foto yang diunggah Arif Dian Saputra di akun sosial medianya.
Arif salah seorang dari 188 anak buah kapal (ABK) World Dream yang mengikuti proses observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, sejak 28 Februari 2020 lalu.
Para peserta observasi akhirnya merasa lega, setelah melalui 14 hari mereka di sebuah pulau yang jauh dari pemukiman penduduk. Jangankan tinggal disana, berfikir tentang pulau itu pun tidak pernah ada dalam benak mereka.
“Kami harus menerima apa yang menjadi keputusan pemerintah Republik Indonesia,” kata Arif melalui sambungan teleponnya kepada Antara, Sabtu malam.
Arif dan kawan-kawan, tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya, setelah pemerintah menetapkan jadwal kepulangan mereka kembali kepada keluarga masing-masing. Bukan menghitung hari, seperti potongan bait lagu Krisdayanti. Tetapi mereka tinggal menghitung jam dan menanti di hari Sabtu, 13 Maret 2020.
“Lega, senang banget, akhirnya bisa pulang. Kami sudah merapikan koper pakaian untuk pulang besok,” ungkap Arif.
Persiapan pun dilakukan, Arif dan ratusan peserta lainnya bahkan telah membersihkan gedung yang mereka tempati selama dua pekan lalu. Bahkan, ucapan terimakasih selalu disampaikan untuk para prajurit TNI, yang selalu sabar mendampingi mereka dalam proses observasi.
“Awalnya kami sempat tertekan, setelah tiga hari berlalu, akhirnya semua menjadi lebih baik,” tutur Arif.
Komandan Batalyon Kesehatan I Marinir Letkol M. Arifin mengatakan pihaknya tidak memberikan tugas yang berlebihan kepada para peserta observasi.
"Kami berupaya memberikan kenyamanan tanpa meninggalkan suasana kedisiplinan selama proses observasi," jelas Dansatgas kesehatan itu.
Internet dan Sosmed
Pemeriksaan suhu tubuh hingga olahraga menjaga kebugaran fisik, merupakan rutinitas harian Arif dan kawan-kawan. Tentunya rasa jenuh dan bosan selalu ada. Tapi itu sudah menjadi standar organisasi kesehatan dunia (WHO).
Arif pun memanfaatkan fasilitas internet untuk menyalurkan hobinya di sosial media. Arif menjajal semua platform Sosmed, dari Instagram, Facebook, hingga Youtube.
Melalui akun Facebooknya, Arif mendapatkan banyak dukungan terkait aktivitas observasi di Pulau Sebaru Kecil. Sementara melalui akun Youtube “Santai Wae TV”, Arif mendapatkan banyak subscriber, yang terus memantau aktivitas Arif.
“Awalnya hanya 50-an subscriber, tetapi sekarang sudah mencapai 300-an,” ujar Arif.
Sebelum kedatangan para peserta observasi di Pulau Sebaru Kecil, pemerintah telah menyiapkan seluruh fasilitas pendukung agar mereka betah dan tidak bosan.
Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Laksamana Madya Yudo Margono mengatakan pihaknya telah memasang satu unit BTS operator seluler. Bahkan, semua peserta observasi diberikan kartu perdana.
Peserta observasi diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berkomunikasi dengan keluarga melalui jaringan telekomuniasi seluler.
"Mereka sangat senang sekali bisa menikmati kehidupan disini, mungkin awalnya mereka merasa sulit," ujar Yudo.
Dream Cruises
Arif bekerja di Dream Cruises sebagai pengelola operasi kapal pesiar World Dream sejak tahun 2015 lalu. Dia telah melalui enam kali perpanjangan kontrak, yang berlaku setiap sembilan bulan sekali.
Di Kapal Worl Dream, profesi pria 25 tahun itu tercatat sebagai asisten koki atau juru masak kapal. Perjalanan waktu, virus COVID-19 yang menyebar begitu cepat, turut mempengaruhi pekerjaannya di kapal pesiar itu.
“Saya sempat kaget, saat kami dijemput dari kapal,” ujar Arif.
Arif menyatakan perhatian pemerintah begitu besar kepada warga Indonesia, khususnya mereka yang bekerja di luar negeri. Ia tidak menyangka, usai dijemput, akan diperlakukan sangat baik sampai saat ini.
Terkait keinginan bekerja kembali di kapal pesiar, untuk sementara Arif belum akan melakukan itu. Walaupun daftar dari perusahaan sudah tersedia kembali.
“Saya akan kembali ke kampung dulu, mungkin aktivitas akan menjaga warung atau bermain musik,” kata Arif.
Pulang
“Apakah kau pernah jauh dari rumah”, “Rindu yang menumpuk sakit dan berkecamuk”. Dua bait itu merupakan potongan lagu “Pulang”. Lagu itu dipopulerkan Iksan Skuter.
Bait demi bait, mungkin terlihat sangat cocok, untuk Arif dan 187 para ABK World Dream yang telah menyelesaikan proses observasi mereka.
Arif telah menentukan perjalanan pulangnya menuju Provinsi Lampung. Bukan hanya Arif, tetapi tujuh peserta lainnya akan kembali ke daerah itu. Sebagian lainnya akan pulang ke Padang dan Palembang untuk wilayah Sumatera.
“Paling banyak dari Bali dan Jawa,” kata Arif.
Arif mengakui masih menyimpan sedikit rasa takut, walaupun dirinya betul-betul telah dinyatakan bebas dari virus corona. Tetapi, memastikan kesehatan diri sendiri merupakan hal utama untuk menjadikan Indonesia dapat menangkal penyebaran virus itu.
Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Laksamana Madya Yudo Margono mengatakan 188 WNI ABK World Dream telah siap dipulangkan ke daerah asal, usai menjalani observasi di Pulau Sebaru kecil.
Para peserta observasi itu akan dipulangkan ke Jakarta pada Sabtu, 14 Maret 2020 menggunakan KRI Semarang-594 dengan tujuan di dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjuk Priok, Jakarta Utara.
Cerita Arif hanya salah satu kisah kecil dari bukti bahwa pemerintah telah siap menanggulangi Virus Corona di Indonesia.
"Semoga tetap amanah untuk menjaga Warga Negara Indonesia serta Negara Kesatuan Republik Indonesia."
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020