Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais mengatakan, PAN menargetkan masuk lima besar perolehan suara pemilihan umum (pemilu) legislatif pada 9 April 2009.
"PAN minimal masuk lima besar secara nasional," katanya ketika menjadi juru kampanye di Alun-Alun Selatan Yogyakarta, Rabu, yang dihadiri ribuan kader dan simpatisan PAN.
Kota Yogyakarta pada hari kedua kampanye terbuka, Selasa (17/3) dan Rabu (18/3), mulai dijadikan ajang kampanye oleh para tokoh nasional, setelah pada Selasa (17/3) tampil Hidayat Nur Wahid dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Selain Amien Rais, pada Rabu (18/3) ini tampil juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto yang berkampanye di Alun-Alun Utara Yogyakarta.
Prabowo menjanjikan perubahan dan pengentasan kemiskinan rakyat Indonesia yang sudah berpuluh tahun hidup dalam penderitaan.
"Gerindra merasakan bangsa ini masih miskin karena banyak rakyat yang menderita. Meski bumi Indonesia kaya, tetapi ternyata hanya untuk segelintir orang saja," katanya saat kampanye di Alun-Alun Utara Yogyakarta yang dihadiri ribuan kader dan simpatisan Gerindra.
Dalam kampanye PAN, Amien Rais minta kader PAN mengedepankan kampanye yang bersih dan bermartabat serta tidak memfitnah pihak lain.
"PAN harus bermain bersih dan tidak perlu melakukan kampanye hitam, serta tidak perlu jualan ayat suci Al Quran untuk kepentingan politik," ujarnya.
Amien juga berharap pemilih memberikan suaranya secara cerdas, apakah ingin meneruskan kondisi saat ini atau ingin perubahan.
"Saya mengimbau perlunya pengawasan ketat di tempat pemungutan suara (TPS) pada saat penghitungan suara sehingga tidak terjadi kecurangan," katanya.
Ia mengingatkan, yang diinginkan adalah pemilu yang benar-benar langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Sementara itu, Prabowo dalam kampanye Gerindra mengatakan, kekayaan bumi Indonesia banyak yang diambil dan dibawa ke luar negeri sehingga tidak ada kemakmuran bagi rakyat Indonesia.
"Rakyat kita belum makmur, masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan, jadi tidak benar jika ada yang mengatakan ekonomi kita sudah membawa kemakmuran bagi rakyat. Tidak benar pula jika dikatakan sistem ekonomi telah berjalan dengan benar," katanya.
Ia menyatakan dirinya merasakan penderitaan rakyat dan memiliki data-data yang akurat bahwa masih banyak warga yang belum mendapatkan pendidikan serta kehidupan yang layak.
"Para elite politik di negeri ini sudah menyerah dan tidak dapat berbuat banyak dengan vonis dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara miskin," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009