Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak jajaran direksi PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Pelantikan dilakukan langsung Menneg BUMN Sofyan Djalil di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu, disaksikan Deputi Menneg BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi, Sahala Lumbangaol, Deputi Menneg BUMN Bidang Logistik dan Pariwisata Hari Susetio. Melalui surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-73/MBU/2009 tanggal 16 Maret 2009, Sofyan Djalil, selaku kuasa kuasa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memberhentikan direksi PT INTI yaitu Abdul Aziz sebagai Direktur Utama, Waseso Adiatmo (Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum), Said Firman (Direktur Pemasaran), dan Harjanto (Direktur Operasi). Keempat direksi tersebut digantikan oleh lrfan Setiaputra sebagai Direktur Utama, Andy K Saputra (Direktur Keuangan), Direktur Tikno Sutisna, Direktur Adiaris, Dayu Padmara Rengganis sebagai Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia. Dirut baru PT INTI Irfan Setiaputra sebelumnya menjabat sebagai Country Manager PT Cisco System Indonesia, sedangkan Dayu Padmara Regganis sebelumnya menjabat Senior VP Regulatory di PT Indosat Tbk. Sedangkan pada PT PPI, yang diberhentikan adalah Emir Budi Thahjo Santoso sebagai Direktur Keuangan, Perry P. Martono (Direktur Komersial), Hendrik Siregar : (Direktur SDM dan Umum), dan Budi Santoso (Direktur Pengembangan dan IT). Selanjutnya mengangkat Hendrik Siregar, Emir Budi Tjahjo Santoso, Victor Sigiro, dan Mochamad Aswin masing-masing sebagai Anggota Direksi. "Dengan pergantian ini PT INTI diharapkan mampu bangkit dan melanjutkan rencana strategis sebagai perusahaan penunjang industri telekomunikasi. Tantangannya berat namun dengan kerja keras pasti bisa," katanya. Terhadap jajaran direksi PPI, pemerintah berharap agar lebih solid dan bisa mengatasi kelemahan dalam bidang kelogistikan di tanah air. Padahal selama ini, jumlah BUMN yang be gerak di bidang ini cukup banyak. "Kami harapkan PPI bisa seperti Fed Ex maupun TIKI yang sudah maju," kata Sofyan Djalil.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009