Kuala Lumpur (ANTARA News) - Wakil PM Malaysia yang juga menjabat menteri keuangan Najib Tun Razak mengemukakan, kiat Malaysia dalam menghadapi krisis global saat ini, dengan fokus mendorong investasi, pengucuran kridit yang dijamin pemerintan dan ekspansi dalam pembangunan infrastruktur. Untuk itu, Malaysia telah meluncurkan paket stimulus ekonomi pertama pada 4 November 2009 sebesar 7 miliar ringgit dan paket stimulus ekonomi ke-2, 10 Maret 2009 sebesar 60 miliar ringgit - untuk dua tahun anggaran - merupakan paket stimulus ekonomi terbesar sepanjang sejarah Malaysia, kata Najib sebagaimana dikutip Wall Street Journal, Rabu. Najib yang akan menjadi PM Malaysia baru pada awal April 2009 menulis langsung di Wall Street Journal tentang model Malaysia mengatasi krisis ekonomi global berkaitan dengan rencana pertemuan kepala negara G20 di London awal April 2009 guna mengatasi krisis ekonomi global saat ini. Menurut Najib, dunia akan menghadapi krisis ekonomi terparah setelah perang dunia ke-2. Dikutp prediksi bank dunia, selama tahun 2009, penurunan perdagangan dunia alami kemerosotan terdalam sejak 80 tahun terakhir ini. Malaysia adalah salah satu negara yang berbasis pada perdagangan dan rasio perdagangan internasionalnya melebihi 200 persen dari PDB, tertinggi setelah Hongkong dan Singapura. Akibatnya, investasi asing di Malaysia akan jatuh hingga 50 persen, diperkirakan hanya 7 miliar dolar AS selama tahun 2009. Oleh sebab itu, Malaysia mengucurkan dua paket stimulus ekonomi. Pertama tujuh miliar ringgit dan kedua 60 miliar ringgit yang dikenal sebagai "mini-budget". Malaysia mampu memenuhi paket stimulus ekonomi itu karena rendahnya utang luar negeri, besarnya cadangan devisa dan likuidnya perbankan domestik. Paket itu bertujuan agar Malaysia siap dan dalam posisi bagus untuk mengambil keuntungan ketika ekonomi dunia pulih. Yang penting adalah daya saing harus dipertahankan. Pajak perusahaan di Malaysia 25 persen masih kompetitif dengan negara lain, tapi beberapa insentif diberikan juga kepada investor. Rata-rata pajak yang efektif ialah antara tiga hingga tujuh persen. Malaysia juga telah membentuk kelompok kerja untuk memonitor implementasi dari paket stimulus. Mereka akan memberikan laporan secara regular kepada dewan yang dipimpin langsung oleh Najib. Malaysia juga banyak belajar dari krisis ekonomu tahun 1997. Sektor usaha dan keuangan sudah menata kembali bisnisnya. Malaysia kini memiliki infrastruktur yang bagus, kemampuan tehnik, dan diversifikasi ekonomi dan angkatan kerja berkualitas. Intinya, setelah 1997, Malaysia merupakan tempat yang lebih baik untuk hadapi badai baru. Untuk jangka panjang, transformasi yang diperlukan Malaysia adalah membentuk ekonomi baru yang mengutamakan pengetahuan. Malaysia akan investasi di pendidikan dan teknoligi untuk memperkuat kemampuan Malaysia memimpin teknologi informasi, energi terbarukan dan memunculkan sektor ekonomi baru. Negara ini juga akan dibantu oleh upaya selama ini memberikan kesejahteraan atas saling toleransi dan respek di antara gender, budaya, ras, agama dan negara bagian. Hal itu bukan saja untuk dasar bagi pertumbuhan dan stabilitas politik, tapi juga hak asasi. Ketika negara-negara G-20 bertemu bulan depan, Najib berharap negara lain melakukan hal yang sama. Ini saatnya merealisasikan kata-kata kepada tindakan. Pemulihan ekonomi dunia sangat tergantung pada upaya bersama baik oleh ekonomi besar dan kecil dan Malaysia akan memainkan bagiannya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009