Yogyakarta (ANTARA News) - Juru kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengajak warga dan simpatisan partai ini mendoakan agar niat baik Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ingin maju sebagai calon presiden (capres) dapat terwujud.

"Saya menghormati keinginan Sultan untuk maju sebagai capres, dan mari kita sama-sama mendoakan agar niat baik Sultan itu dapat terwujud," katanya usai menjadi jurkam PKS pada kampanye terbuka di halaman parkir Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Selasa.

Ia mengatakan dalam deklarasinya pada 28 Oktober 2008 Sultan menyatakan akan maju sebagai capres dan tidak sebagai calon wakil presiden (cawapres). Ini merupakan sikap politik yang harus dihormati.

"Sultan adalah raja, karena itu saya yakin dengan pendiriannya tersebut, apalagi di masyarakat dikenal istilah `sabda pandita ratu tan kena wola wali` yang berarti ucapan raja adalah sabda yang tidak mungkin berubah-ubah," katanya.

Hidayat mengatakan dirinya yakin Sultan tetap akan maju sebagai capres, bukan cawapres.

Menurut dia, sebagai politisi yang berpengalaman, Sultan juga menunjukkan sebagai seorang yang berjiwa besar dengan pernyataannya yang mengatakan Partai Golkar sudah kembali menemukan identitasnya sebagai partai pemenang pemilu setelah 28 dari 33 DPD di Indonesia sepakat untuk mencalonkan Jusuf Kalla sebagai capres.

"Meskipun Sultan berharap bisa maju sebagai capres melalui Partai Golkar dalam mekanisme survei, namun Sultan `legowo` dan menunjukkan diri sebagai seorang politisi yang matang," katanya.

Ia menilai Sultan tentunya juga sudah mempertimbangkan hal itu ketika mendeklarasikan sebagai capres.

Hidayat mengatakan Sultan saat ini juga telah berupaya mencari dukungan masyarakat dengan memperkenalkan diri ke berbagai daerah guna mewujudkan harapannya menjadi presiden.

"Sultan sebagai politisi berpengalaman tentu memiliki strategi sendiri untuk mendapatkan dukungan," katanya.

Terkait kemungkinan PKS menggandeng Sultan sebagai capres, ia mengatakan semua itu tergantung keputusan dari dewan syuro partai.

"Selama ini PKS selalu siap berkoalisi dengan partai apa pun, dan itu telah banyak dilakukan dalam pemilihan kepala daerah, seperti kemenangan di Jawa Barat, Jawa Timur dan beberapa daerah lainnya," katanya.

Oleh karena itu, menurut Hidayat tetap ada kemungkinan PKS mengajukan Sultan sebagai capres, dan semua itu tergantung keputusan dewan syuro partai ini.


Tiga besar nasional

Hidayat Nur Wahid juga mengatakan target PKS meraih suara sekitar 20 persen, dan menduduki peringkat tiga besar nasional pada Pemilu 2009.

"Kami juga optimistis perolehan kursi legislatif di daerah akan mengalami peningkatan," katanya dalam orasi politiknya pada kampanye terbuka DPW PKS Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di halaman parkir Stadion Mandala Krida Yogyakarta.

Menurut dia, dengan modal kader PKS yang duduk di lembaga legislatif dan eksekutif selama ini mampu menunjukkan kinerja yang baik dan bersih, tidak terlibat kasus suap maupun korupsi, maka diharapkan bisa menarik masyarakat untuk memberikan suaranya kepada PKS.

"Di DPR maupun DPRD tidak ada kader PKS yang terlibat korupsi, dan mereka juga memiliki komitmen untuk kemaslahatan masyarakat," katanya.

Ia mengatakan begitu pula mereka yang duduk di lembaga eksekutif mampu ikut menentukan kebijakan yang tepat sehingga berguna bagi masyarakat, seperti dalam swasembada beras.

Dalam orasinya di hadapan sekitar 30 ribu kader PKS, ia juga mengharapkan masyarakat untuk terus memberikan dukungan kepada calon anggota legislatif yang memiliki komitmen dan jaminan untuk tidak melakukan korupsi.

Hidayat mengajak seluruh masyarakat terutama simpatisan PKS untuk menyukseskan pemilu legislatif pada 9 April 2009.

Menurut dia, jika pemilu legislatif gagal, maka pemilihan presiden akan mengalami hambatan, apalagi syarat untuk mengusung calon presiden, parpol harus memperoleh kursi 25 persen pada pemilu legislatif.

"Kader-kader PKS yang menjadi caleg untuk DPR maupun DPRD merupakan orang-orang pilihan dan merupakan yang terbaik. Mereka juga akan berjuang bersama untuk kemaslahatan masyarakat, tidak hanya menjelang pemilu, tetapi setiap saat melalui kegiatan sosial seperti bantuan untuk korban bencana," katanya.

Dia mengatakan yang penting saat ini berupaya bagaimana anggota legislatif yang terpilih nanti merupakan orang-orang yang benar-benar berkualitas.

"Menyukseskan pemilu legislatif 2009 merupakan tanggung jawab kita semua. Kalau hasilnya wakil rakyat berkualitas, maka produk yang dihasilkan berupa undang-undang juga akan berkualitas,`` katanya.

Hidayat juga mengingatkan parpol yang telah menandatangani deklarasi kampanye damai untuk konsisten dan menjaga suasana kampanye agar tetap kondusif.

"Masyarakat sudah cerdas dan kritis, mereka tidak akan memilih parpol yang tidak jujur termasuk mengingkari kesepakan deklarasi kampanye damai," katanya.

Menurut dia, jika kesepakatan damai saja dikhianati, maka rakyat juga akan dikhianati, bahkan mereka akan korupsi.

Hidayat sebelumnya menyapa masyarakat Kota Yogyakarta dan sekitarnya dengan bersepeda dari kantor sekretariat DPW PKS di Jalan Ipda Tut Harsono menuju lokasi kampanye terbuka di lapangan parkir Stadion Mandala Krida.

Kampanye PKS juga diwarnai dengan keikutsertaan anak-anak di bawah umur yang mengenakan atribut partai ini.

PKS sebenarnya tidak mengizinkan anak-anak masuk lokasi kampanye dan menyediakan tempat penitipan anak, tetapi banyak orangtua yang tidak mau menitipkan anaknya, sehingga mereka terpaksa hanya berada di luar pagar kompleks Stadion Mandala Krida.


Gigi tak mau kampanye

Pada kampanye terbuka putaran pertama PKS di DIY ini dimeriahkan Grub Band Gigi, Anant dan Tarsan serta Ribut dari Srimulat, juga pelawak Yogyakarta Marwoto Kawer.

Namun, Grup Band Gigi menyatakan tetap profesional dan tidak bersedia untuk mengampanyekan parpol khususnya pada masa kampanye terbuka Pemilu 2009.

"Kami tetap profesional sebagai pemain musik, dan kami tidak mau mengampanyekan parpol maupun mengarahkan masyarakat untuk memilih parpol tertentu," kata vokalis Gigi, Arman Maulana sebelum tampil menghibur massa PKS di Yogyakarta.

Menurut dia, parpol manapun yang meminta Gigi untuk tampil jika memungkinkan akan dipenuhi, tetapi dengan catatan tidak mengampanyekan parpol yang bersangkutan.

"Seperti hari ini kami bermain musik untuk menghibur massa pendukung PKS, tetapi kami tidak sekalipun menyebut nama PKS di atas panggung, apalagi mengarahkan mereka untuk memilih PKS," katanya.

Ia mengatakan dalam pentas tersebut para personel Gigi tidak memakai atribut PKS dan simbol-simbol lain dari parpol ini.

"Lagu yang kami mainkan juga yang biasa kami mainkan, dan tidak ada lagu yang menyebut nama parpol, karena kehadiran kami untuk menghibur, bukan untuk kampanye," katanya.

Dalam kesempatan itu Gigi membawakan beberapa lagu di antaranya Pintu Surga, 11 Januari, Nakal, serta lagu lainnya yang pernah populer.

Arman mengatakan, sebelum kontrak untuk mengisi acara kampanye PKS, pihaknya memang telah membuat kesepakatan tidak bersedia untuk mengampanyekan parpol, dan ini disetujui pihak penyelenggara.

"Kami sudah sepakat untuk tidak kampanye, dan hanya bermain musik sebagai grup band profesional, karena ini memang pekerjaan kami," katanya.

Ketika ditanya apakah dirinya merupakan pendukung PKS, Arman enggan berkomentar, dan mengatakan dirinya juga punya pilihan parpol. "Saya punya pilihan parpol, tetapi itu rahasia saya, dan saya tetap profesional," katanya.


Tidak kampanye

Sementara itu, Partai Patriot Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memilih tidak melakukan kampanye terbuka pada jadwal kampanye pertama, Selasa.

"Kampanye terbuka dalam bentuk rapat umum akan kami lakukan pada jadwal kampanye berikutnya, yakni 29 Maret yang dipusatkan di Kota Yogyakarta," kata Ketua Partai Patriot DIY Faried Prihandoyo Soepardjan.

Sesuai jadwal kampanye, menurut dia Partai Patriot DIY memperoleh jatah kampanye terbuka di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo. Namun, para kadernya sepakat tidak melakukan kampanye terbuka di dua kabupaten itu.

"Kami fokus untuk kampanye terbuka dalam bentuk rapat umum di Kota Yogyakarta pada 29 Maret 2009, sesuai dengan keputusan bersama para kader partai. Oleh karena itu, kami menggunakan waktu yang ada untuk mempersiapkan segala hal untuk kegiatan 29 Maret nanti," katanya.

Ia mengatakan kampanye yang dilakukan Partai Patriot tidak banyak melakukan "show of force", tetapi lebih pada pemberdayaan, misalnya pembinaan kader dan masyarakat bawah seperti kelompok tani, kelompok usaha kecil, dan pembinaan generasi muda.

Partai Patriot yang dilahirkan oleh ormas Pemuda Pancasila hanya melanjutkan program-program yang telah ada, yakni pembinaan dan pemantapan kader, baik ke dalam maupun keluar agar menjadi kader militan serta memahami visi dan misi partai, sehingga menjadi kader tangguh yang memiliki semangat kebangsaan yang tinggi.

"Kami mengajak warga untuk bergabung secara suka rela. Kami buka visi dan misi Partai Patriot ke masyarakat, dan menawarkan program kepada rakyat kecil, pemuda dan masyarakat umum, yang intinya turut membangun kesejahteraan bersama," katanya.

Menurut dia, visi Partai Patriot adalah memperkuat dan melanjutkan perjuangan pendiri bangsa Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dan Sumpah Pemuda sebagai pilar jati diri bangsa guna mewujudkan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila serta mengembalikan roh UUD 1945 yang dicetuskan dan menjadi ikatan lahir batin bangsa Indonesia.

Misi Partai Patriot antara lain mengembalikan jati diri bangsa untuk menjadi generasi penerus bangsa, mengutamakan pendidikan bangsa sebagai fondasi dalam melanjutkan kehidupan bangsa, setiap pendidikan maupun perjuangan politik di NKRI tidak boleh menyeleweng dari asas kelahiran bangsa ini.

Membentuk kader bangsa yang bertaqwa, bermoral, cerdas dan terampil, cermat dan taat hukum serta aturan dan disiplin dalam segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, meningkatkan dan memantapkan eksistensi partai sebagai kekuatan politik melalui Pemilu yang demokratis sesuai peraturan yang berlaku.

"Selain itu, memenangi pemilu dengan target yang ditetapkan partai dan menempatkan sebanyak-banyaknya kader partai di lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif untuk memperjuangkan aspirasi rakyat demi kepentingan bangsa dan negara," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009